Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Belajar Mencintai Lingkungan Lewat Sekolah Alam
20 September 2018 15:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Apa yang pertama kali terlintas dipikiran Anda ketika mendengar kata sekolah alam?
ADVERTISEMENT
Lazimnya, anak-anak Indonesia mengenyam pendidikan di sekolah formal yang selalu diidentikkan dengan kegiatan belajar-mengajar yang hanya berlangsung di dalam kelas. Tapi seiring berjalannya waktu, konsep sekolah pun berkembang, salah satunya ditandai dengan hadirnya sekolah alam.
Berbeda dengan sekolah konvensional, sekolah alam mengusung konsep dekat dengan lingkungan. Lewat konsep ini, sejak dini para generasi penerus bangsa sudah diajarkan untuk dekat dan juga peduli terhadap lingkungan dengan menanamkan nilai-nilai kecintaan pada alam.
Untuk mengetahui bagaimana perbedaan sekolah alam dan sekolah konvensional, kumparan (kumparan.com) diajak untuk melihat langsung bagaimana kegiatan belajar-mengajar di salah satu sekolah alam yang didirikan oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper, yakni Sekolah Global Andalan Pelalawan Estate.
Sekolah Global Andalan Pelalawan Estate merupakan sekolah alam gratis yang diperuntukan untuk anak-anak karyawan dan pekerja, serta masyarakat sekitar yang berada di daerah RAPP. Berbagai fasilitas belajar-mengajar tersedia lengkap di sekolah ini. Mulai dari ruang kelas, saung tempat belajar, arena bermain, lahan bercocok tanam, tempat pembudidayaan ikan, greenhouse, hingga yang akan segera dibuat, bank sampah.
ADVERTISEMENT
“Kita mengambil sampah dari sekolah, dan lingkungan ini. Sampah itu kemudian kita pisah dari yang bisa diolah dan tidak bisa diolah,” jelas Jansen Yudianto, Manajer Yayasan Kerinci Citra Kasih kepada kumparan, Kamis (30/8).
Walaupun berlabel sekolah alam, setiap harinya para murid tetap diajarkan pelajaran formal yang sesuai dengan kurikulum pemerintah. Namun perbedaannya, mereka tidak harus belajar di dalam ruang kelas saja, tetapi bisa di saung yang langsung menghadap ke pepohonan rindang. Selain itu, para murid di sekolah alam ini pun tidak hanya diajarkan mengenai teori saja, mereka juga terjun langsung untuk mempraktikkan berbagai pelajaran cocok tanam yang telah dipelajari sebelumnya.
“Di sekolah alam ini, anak-anak bisa memiliki kecakapan yang mungkin tidak bisa mereka dapat di sekolah konvensional. Dia bisa pembibitan, dia bisa mengolah bahan-bahan limbah ini menjadi barang-barang ekonomi kreatif,” lanjut Jansen.
ADVERTISEMENT
Menimba ilmu di sekolah alam rupanya juga menjadi kebahagiaan tersendiri bagi para murid. Semangat belajar, senyum sumringah selalu terpancar dari wajah para murid baik TK ataupun SD di Sekolah Global Andalan Pelalawan Estate.
“Senang kali, soalnya jadi dekat dengan alam,” ujar Hong Kong, salah satu murid kelas 2 SD di tengah waktu istirahatnya.
Guna mendukung kualitas pendidikan di Indonesia dan juga sebagai sarana menuntut ilmu bagi anak-anak karyawan dan juga pekerja, PT. Riau Andalan Pulp and Paper dan Yayasan Kerinci Citra Kasih mendirikan beberapa sekolah, termasuk lima sekolah alam yang masing-masing memiliki keunikan masing-masing.
“Kita ada lima sekolah seperti ini, di Ukui itu adalah Eco Innovation Park, kemudian yang di Baserah adalah Eco Techno Park, di Logas itu adalah Eco Green Park, Cerenti itu Eco Flower Park, dan Pelalawan yakni Eco Science Park.”
Dengan berbagai fasilitas dan prestasi yang dimilikinya, Sekolah Global Andalan Pelalawan Estate menjadi salah satu sekolah alam percontohan. Tidak hanya itu, sekolah ini pun telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
ADVERTISEMENT
Tidak ingin berhenti sampai di sana, tahun ini, Sekolah Global Andalan Pelalawan Estate kembali berusaha untuk mendapatkan Adiwiyata Mandiri, penghargaan bergengsi di bidang lingkungan hidup yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia.
“Semua persyaratan (Adiwiyata Mandiri) lebih berat dari akreditasi. Tapi kita sudah mempersiapkan semua ketentuan dari KLHK. Kita memenuhi syarat, kita harus membina sekolah lain dan sekolah itu harus bisa masuk ke Adiwiyata minimal kabupaten. Kami sudah membina tiga dan mereka sudah masuk kabupaten,” tutup Jansen.
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper.