Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Sebanyak 828 artefak milik Indonesia telah dikembalikan ke tanah air setelah berabad-abad tersimpan di Belanda.
ADVERTISEMENT
Momen simbolik itu kembali disampaikan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen, saat memberi sambutan di perayaan King’s Day yang digelar di Jakarta Selatan, Selasa (29/4) malam.
Gerritsen juga mengisahkan bagaimana simbol-simbol budaya dapat menjadi jembatan persahabatan antarbangsa.
Ia bercerita soal sebilah keris yang didapatnya dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon--hadiah yang secara budaya dianggap tajam dan sarat makna.
“Di tradisi kami dan di Indonesia, hadiah tajam bisa memutuskan persahabatan. Maka malam ini, saya membalasnya—bukan dengan keris, tapi dengan pengembalian koin era VOC secara simbolis. Persahabatan tetap utuh,” ujar Gerritsen.
Dalam kesempatan itu, Fadli Zon juga menyampaikan pemulangan artefak bukan sekadar urusan benda, melainkan bagian dari upaya menjaga memori budaya bangsa.
ADVERTISEMENT
“Total 828 objek telah dipulangkan melalui beberapa tahap. Gelombang pertama sebanyak 472 objek, gelombang kedua 288 objek, dan 68 objek dari koleksi Museum Rotterdam,” jelas Fadli dalam sambutannya mewakili pemerintah Indonesia.
Pemulangan tersebut menurutnya merupakan hasil dari kerja sama erat dengan Komite Koleksi Kolonial Belanda. Tidak dijelaskan kapan periode pemulangan 800 lebih artefak itu.
Fadli menerangkan saat ini pemerintah juga telah membentuk Tim Repatriasi Indonesia untuk memperkuat penelitian asal-usul artefak dan memastikan proses repatriasi berjalan secara menyeluruh, terbuka, dan kolaboratif.
Pemulangan terakhir dilakukan Fadli Zon dan Dubes Gerritsen pada 16 Desember silam. Saat itu kedua negara menandatangani serah terima repatriasi objek warisan budaya Indonesia dari Belanda di Museum Nasional.