Belarusia Minta Dilibatkan dalam Negosisasi Konflik Rusia-Ukraina

7 April 2022 20:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Foto: Pavel ORLOVSKY/BELTA/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Foto: Pavel ORLOVSKY/BELTA/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan pada Kamis (7/4), negaranya harus ikut terlibat dalam negosiasi konflik Rusia dan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Menurut Lukashenko, Belarusia telah diseret ke dalam perseteruan kedua negara itu. Dengan demikian, perjanjian damai tak boleh terjadi tanpa sepengetahuan Belarusia. Lukashenko pun berharap dapat menggelar diskusi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa hari mendatang.
"Tidak ada kesepakatan terpisah di belakang Belarusia," tegas Lukashenko, seperti dikutip dari Reuters.
"Karena Anda menyeret kami ke dalam ini, terutama negara-negara Barat, posisi Belarusia secara alami perlu didengar dalam negosiasi ini," kata Lukashenko.
Momen perundingan Rusia dan Ukraina di Belarusia. Foto: Belta via REUTERS
Menteri Luar Negeri Belarusia, Vladimir Makei, juga turut menguatkan permintaan itu. Ia mendesak agar Lukashenko dilibatkan dalam pertemuan negosiasi.
"Lukashenko harus berpartisipasi dalam pertemuan (akhir)," kata Makei.
Lukashenko menambahkan, Belarusia telah dicap sebagai kaki tangan Rusia secara tidak adil. Ia juga meyakinkan, angkatan bersenjata Belarusia tidak pernah dan tidak akan mengambil bagian dalam konflik tetangganya itu.
ADVERTISEMENT
Uni Eropa, Amerika Serikat, dan sejumlah negara lainnya memang telah menyeret Belarusia. Mereka menjerat negara itu ke dalam sanksi besar-besaran yang dijatuhkan kepada Rusia.
Lukashenko menekankan, Belarusia tidak menginginkan peperangan. Namun, mereka turut menderita imbas besar dari konflik tersebut.
"Kami tidak membutuhkan perang ini," tegas Lukashenko.
"Karena sebagai akibat dari konflik antara dua bangsa Slavia ini, kamilah yang paling menderita," tambahnya.
Pertemuan Presiden Belarusia Alaxander Lukashenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Sergei Chirikov/Pool via REUTERS
Belarusia sangat bergantung kepada Rusia untuk dukungan ekonomi dan militer. Kendati demikian, Lukashenko disebut telah mencoba menjauhkan diri dari Moskow di masa lalu. Langkah itu ia tempuh demi menjalin hubungan yang lebih baik dengan Uni Eropa.
Pada 2020, Kremlin membantu Lukashenko menghentikan protes massa pro-demokrasi secara paksa. Demonstrasi tersebut menuduh adanya kecurangan dalam pemilu.
ADVERTISEMENT
Pemilu itu telah mengantarkan Lukashenko memperoleh masa jabatan keenamnya berturut-turut sebagai presiden dan menghancurkan oposisi politik Belarusia.
Penulis: Sekar Ayu