Belum 2 Bulan, Anak Ayam yang Dibagi Walkot Bandung Mati Dimakan Tikus

3 Januari 2020 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perwakilan siswa menunjukan anak ayam yang diberikan Wali Kota Bandung Oded M Danial di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Perwakilan siswa menunjukan anak ayam yang diberikan Wali Kota Bandung Oded M Danial di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
Ribuan anak ayam dibagikan oleh Wali Kota Bandung Oded M Danial beberapa waktu lalu ke ribuan murid di sejumlah sekolah tingkat dasar dan menengah pertama. Anak ayam dibagikan dengan maksud mencegah kecanduan anak-anak kepada ponsel.
ADVERTISEMENT
Kepala Sekolah SMPN 54 Bandung Ike Fiesta Renny Hapsari menuturkan, anak ayam di sekolahnya dibagikan kepada sekitar 237 murid yang duduk di kelas 7 dan 8. Lalu pemeliharaannya mereka dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari lima orang.
Sejauh ini, menurut Ike, guru pembimbing telah memonitor untuk mengetahui proses pemeliharaan ayam oleh muridnya. Hasilnya, sebagian besar murid mengaku tak kesulitan dalam memelihara, sementara sebagian lain mengaku anak ayamnya sudah mati. Meski demikian, anak ayam pengganti telah diberikan melalui Dispangtan Bandung.
"Cuma mungkin ada beberapa anak yang ayamnya mati itu kemaren karena dimakan tikus. Kendalanya itu. Mungkin disimpannya di bawah. Kemudian sudah diganti sama Dispangtan dan sudah dipelihara kembali," kata dia melalui sambungan telepon, Jumat (3/12).
Perwakilan siswa menunjukan anak ayam yang diberikan Wali Kota Bandung Oded M Danial di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Ike menambahkan, jumlah anak ayam yang mati sekitar 13 ekor. Sebagian besar anak ayam mati karena dimakan tikus yang dibuktikan melalui foto. Soal makanan, sebagian besar murid mengaku memberi anak ayamnya dengan nasi sisa makanan.
ADVERTISEMENT
"Itu (yang mati) sebagian besar mah dimakan tikus. Itu tikusnya besar-besar karena ada bukti fotonya, berceceran darahnya. Ada fotonya karena yang monitoring juga minta foto kalau misalnya ada apa-apa segera difoto dan dikirimkan ke guru," ucap dia.
Ike mengakui terdapat beberapa anak yang merasa malas untuk memelihara lagi setelah anak ayamnya mati. Sejauh ini, dia mengaku guru pembimbing belum memonitor kembali proses pemeliharaan anak ayam karena muridnya sedang libur.
"Memang ada juga sih yang sebagian kecil karena mati, dia tidak segera laporan. Ketika dimonitoring dia laporan. Sepertinya itu yang agak ogah-ogahan mungkin ya," tutur dia.
"Ketika ditanya 'Mau diganti lagi?' sepertinya agak malas tapi kemarin-kemarin (karena) temannya mau, dibawa pulang juga ketika dibagi lagi dari Dispangtan. Ini belum dimonitoring lagi karena kemarin kebetulan libur," lanjut dia.
ADVERTISEMENT