Belum Genap Sebulan Dilantik, PM Jepang Bubarkan Parlemen

9 Oktober 2024 16:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Shigeru Ishiba berbicara sebelum pemilihan putaran kedua dalam pemilihan kepemimpinan Partai Demokratik Liberal (LDP) pada hari Jumat, 27 September 2024, di markas besar partai di Tokyo. Foto: Hiro Komae/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Shigeru Ishiba berbicara sebelum pemilihan putaran kedua dalam pemilihan kepemimpinan Partai Demokratik Liberal (LDP) pada hari Jumat, 27 September 2024, di markas besar partai di Tokyo. Foto: Hiro Komae/AP Photo
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, membubarkan parlemen pada Rabu (9/10). Ia membubarkan parlemen jelang pemilu 27 Oktober nanti.
ADVERTISEMENT
Ishiba yang dilantik jadi perdana menteri minggu lalu setelah memenangi pemilihan ketua partai dalam konvensi internal Partai Demokrat Liberal (LDP), ingin menjaga mandat yang ia terima melalui kebijakan-kebijakan yang ia tawarkan, salah satunya meningkatkan anggaran pertahanan.
Ia juga ingin memperbesar anggaran untuk membantu kawasan miskin di Jepang yang terkena krisis demografi.
"Kita ingin melalui pemilu dengan adil dan jujur, agar pemerintahan ini mendapat kepercayaan publik," kata Ishiba, dikutip dari AFP, Rabu (9/10).
Surat pembubaran itu dibacakan oleh juru bicara parlemen dari Ishiba, dengan cap Kaisar, yang secara formal membubarkan parlemen sebagai pembuat kebijakan. Momen itu ditutup dengan sorakan gembira: 'Banzai!'.
Ishiba menggantikan Fumio Kishida yang sudah menjabat selama 3 tahun. Pemerintahan Kishida mencatatkan rekor, sebagai pemerintahan dengan nilai approval rating (tingkat kepuasan) paling buruk akibat naiknya harga-harga dan beredarnya dana gelap.
ADVERTISEMENT
Pekan lalu, sebuah voting menunjukkan Ishiba memperoleh approval rating sebesar 45-50 persen. Sementara Kishida hanya memperoleh 20-30 persen approval rating pada bulan-bulan terakhir ia menjabat.
Pendukung Ishiba berharap, dengan latar belakangnya sebagai menteri pertahanan dan pengkritisi LDP, ia justru bisa meningkatkan popularitas partai dan mendorong anak muda untuk memilih.
Sementara itu, menurut pengamat politik Universitas Tokyo, Yu Uchiyama, dibubarkannya parlemen berarti Ishiba ingin menguji partainya pada masa 'bulan madu' ini.
Penghitungan suara dilakukan saat pemilihan pimpinan Partai Demokrat Liberal di Tokyo, Jepang, Rabu (29/9) Foto: Carl Court/Pool via REUTERS
"Masuk akal jika ia ingin mengadakan pemilu yang jadwalnya lebih cepat. Setelah wajah partai berubah, apakah mereka masih punya momentum," ucapnya pada AFP.
Uchiyama juga melihat, Ishiba ingin mengacaukan oposisi. Pasalnya, partai-partai oposisi kini belum saling berkoordinasi pada pemilu yang kurang dari sebulan lagi.
ADVERTISEMENT
Di satu sisi, Uchiyama menilai bahwa Ishiba tunduk pada tekanan partai yang ingin membubarkan parlemen demi keunggulan politik.
Pada pekan lalu, setelah ia dilantik, Ishiba menyampaikan bahwa LDP tak akan lagi mendukung anggota partai yang diduga terlibat skandal keuangan pada pemilu.
"Pengumuman pembubaran parlemen ini merefleksikan keinginannya untuk tampil tegas di hadapan publik. Agar ia juga meraih kepercayaan publik sedikit demi sedikit," tutur Uchiyama.
Janji-janji Ishiba
Ishiba menyebut Jepang saat ini berada dalam "status darurat yang sunyi". Hal ini disebabkan oleh angka kelahiran yang begitu rendah.
Ishiba berjanji akan menciptakan jam kerja yang fleksibel demi mendukung kehidupan berkeluarga di Jepang.
Ia juga ingin menaikkan upah pekerja lewat paket stimulus yang mendukung pemerintah lokal dan rumah tangga berpenghasilan rendah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, musuh Ishiba dan Partai Demokrat Konstitusional ingin membedakan diri dengan LDP. Mereka ingin berlawanan dengan LDP dalam beberapa hal, termasuk melegalkan pernikahan sesama jenis.
Mereka juga berjanji agar pasangan yang menikah dapat mempertahankan nama keluarga masing-masing.