Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Belum Sebulan Menjabat, PM Baru Jepang Terancam Terguling
28 Oktober 2024 11:55 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Belum lama dilantik, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba berada di ujung tanduk. Hasil pemilu menunjukkan partai penguasa Jepang, Partai Demokrat Liberal (LDP) atau Jimento yang dipimpin Ishiba, gagal meraih suara mayoritas di parlemen.
ADVERTISEMENT
Setelah dilantik pada 1 Oktober 2024, Ishiba memutuskan menggelar pemilu pada Minggu (27/10) kemarin. Keputusannya menggelar pemilu ternyata menjadi bumerang bagi LDP yang beraliran konservatif.
LDP dan mitra koalisinya, Partai Komeito, gagal memenuhi keinginannya mendapat suara mayoritas absolut di parlemen, yaitu 233 dari 456 kursi di majelis rendah (DPR).
Berdasarkan perhitungan NHK, LDP hanya mendapat 191 kursi. Sedangkan Koimeto mendapat 24 kursi.
Dengan hasil tersebut, maka spekulasi sejumlah pengamat dan media di Jepang bahwa Ishiba akan mengundurkan diri dari jabatan PM sebagai bentuk pertanggungjawaban bakal terwujud.
Bila benar-benar terwujud, maka Ishiba akan menjadi PM dengan masa pemerintahan tersingkat di Jepang pascaperang.
Sedangkan bila Ishiba masih memilih bertahan, maka dia akan memerintah dengan dukungan minoritas di parlemen. Solusi yang wajib dicari Ishiba adalah menemukan mitra koalisi baru.
ADVERTISEMENT
"Jika kami tidak dapat memperoleh mayoritas sebagai akibat dari penilaian publik yang keras, kami akan meminta sebanyak mungkin orang untuk bekerja sama dengan kami," kata kepala pemilihan LDP, Shinjiro Koizumi, seperti dikutip dari Reuters.
Ishiba dalam kesempatan berbeda mengakui hasil pemilu kali ini berat bagi partainya.
"Rakyat Jepang menunjukkan keinginan kuat bahwa LDP harus melakukan suatu refleksi dan menjadi partai yang bertindak sejalan dengan keinginan rakyat," kata Ishiba.
LDP merupakan partai terbesar di Jepang yang hampir selalu berkuasa sejak 1955. Perolehan suara kali ini membuat pertama kalinya LDP gagal memenangkan kursi mayoritas secara absolut sejak 2009 lalu.