Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Belum Sehari Gencatan Senjata, India-Pakistan Saling Tuduh Langgar Kesepakatan
11 Mei 2025 12:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Gencatan senjata antara India dan Pakistan mulai berlaku pada Sabtu (10/5). Belum genap 24 jam berjalan, kedua negara bersenjata nuklir itu saling menuduh telah melanggar kesepakatan.
ADVERTISEMENT
Ketegangan tetap tinggi di sepanjang Garis Kontrol (LoC) di Kashmir.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kesepakatan tersebut sebagai hasil dari mediasi intensif yang difasilitasi negaranya.
Menurutnya kedua negara sepakat menghentikan semua aksi militer di darat, laut, dan udara.
Namun, beberapa jam kemudian, baku tembak dilaporkan kembali terjadi di wilayah sengketa.
Terdengar suara ledakan keras di Srinagar Kashmir, lapor AFP. Pejabat di wilayah yang dikuasai Pakistan menyebut baku tembak masih berlangsung secara sporadis.
Menurut Kementerian Luar Negeri India pasukannya hanya membalas pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Pakistan.
Sementara Pakistan menegaskan pihaknya tetap berkomitmen pada kesepakatan, dan menangani pelanggaran yang dilakukan India dengan “pengendalian diri”.
Belum ada verifikasi independen atas klaim tersebut.
Gencatan senjata diumumkan menyusul serangkaian serangan udara dan artileri yang menewaskan sedikitnya 60 orang dalam beberapa hari terakhir.
ADVERTISEMENT
Ribuan warga sipil di sepanjang perbatasan harus mengungsi.
Trump memuji kedua negara karena dinilai telah memilih “akal sehat” dalam menghadapi krisis.
Ia juga menjanjikan peningkatan kerja sama dagang dan membuka peluang pembicaraan damai jangka panjang, termasuk soal Kashmir yang telah lama menjadi sumber konflik.
“Sudah waktunya menghentikan agresi,” tulis Trump di Truth Social.
Meski demikian, realitas di lapangan menunjukkan dinamika yang belum stabil.
Mantan Menlu India Harsh Vardhan Shringla menyebut gencatan senjata kali ini sebagai “situasi sementara”.
Ia menilai keberhasilan operasi militer India sebelumnya menunjukkan posisi yang kuat, namun tetap perlu kewaspadaan.
Di Srinagar dan Muzaffarabad, masyarakat sipil menyambut baik pengumuman gencatan senjata.
“Dalam perang, warga sipil yang paling menderita,” kata Bilal Shabbir, warga Muzaffarabad. Tapi tidak semua langsung percaya.
ADVERTISEMENT
“Gencatan senjata itu baik, tapi kita tidak bisa lengah,” ujar Sukesh Khajuria, penduduk Srinagar.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan perundingan dilakukan oleh dirinya dan Wakil Presiden JD Vance dengan pejabat dari kedua negara. Mereka juga sepakat memulai dialog lanjutan di lokasi netral.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyambut baik peran AS dan menyatakan terbuka pada upaya internasional untuk meredakan ketegangan di Kashmir.
Sebaliknya, India tetap menolak mediasi asing.
Analis Asia Selatan Michael Kugelman menilai kesepakatan gencatan senjata diumumkan terlalu cepat, tanpa penyamaan pemahaman.
“India tampaknya menafsirkan kesepakatan ini berbeda dengan AS dan Pakistan. Menegakkannya akan menjadi tantangan,” tulisnya di X.
Sementara itu, PBB, Inggris, Iran, hingga China menyambut baik gencatan senjata tersebut. China menyatakan kesiapannya dalam memainkan peran konstruktif dalam menjaga stabilitas kawasan.
ADVERTISEMENT