BEM FISIP Unpad Khawatir Usai Kritik Jokowi: Kami Susun Keamanan Lapis Ganda

16 Juli 2021 16:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampus FISIP Unpad, Jatinangor. Foto: UNPAD
zoom-in-whitePerbesar
Kampus FISIP Unpad, Jatinangor. Foto: UNPAD
ADVERTISEMENT
BEM FISIP Unpad mengunggah poster berisi kritikan yang dialamatkan pada Presiden Joko Widodo. Ketua BEM FISIP Unpad Virdian mengaku ada kekhawatiran akan adanya penyadapan yang dilakukan oleh pihak tertentu sebagaimana yang menimpa BEM UI beberapa waktu lalu. Selain penyadapan, juga peretasan akun medsos.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut Virdian, pihaknya sudah menyiapkan strategi keamanan agar tak terjadi penyadapan. Dia pun menilai bila tindak penyadapan ialah lelucon karena pihaknya hanya mengkritik kebijakan pemerintah. Diketahui, kritik yang dialamatkan pada Jokowi itu mendapat respons beragam di media sosial.
"Kekhawatiran ada. Makanya, kami menyusun berbagai keamanan lapis ganda. Lucu sih, ketika kita mengkritik justru harus banyak hati-hati," kata dia ketika dikonfirmasi, Jumat (16/7).
Sejauh ini, menurut Virdian, belum ada penyadapan yang dilakukan. Adapun sistem keamanan dilakukan secara ganda. Dia tak menyebutkan secara rinci bentuk sistem pengamanan yang dimaksud.
"Sejauh ini belum ada (penyadapan), kami mengaktifkan keamanan lapis ganda," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, dalam poster utama yang diunggah di akun Twitternya, BEM Fisip menyatakan dukungan kepada Jokowi. Namun, dukungan itu lalu disanggah lewat poster lain dengan menambahi kata 'Tapi Boong' disertai dengan potret Jokowi sedang tertawa.
ADVERTISEMENT
"Kami Bersama Presiden Jokowi," unggah dua poster yang ditampilkan di layar utama akun Twitter @bemfisipunpad sebagaimana dilihat.
"Tapi boong," bunyi poster lainnya yang diunggah.
Kemudian, pada poster lainnya, BEM Fisip menampilkan sejumlah poin berisi kritik atas kinerja Jokowi. Terdapat lima poin kritik diutarakan mulai dari Jokowi yang dinilai anti kritik hingga bagi-bagi jabatan pada keluarga dan kerabat dekat untuk menduduki jabatan pejabat publik bahkan komisaris di BUMN.
"Mulai dari beda instruksi, beda pelaksanaan tentang KPK, carut marut penanganan Covid, hingga bagi-bagi kursi kepada keluarga dan rekan dekat," tulis keterangan dalam unggahan.
Setelah menyampaikan lima poin kritik, unggahan lalu diakhiri dengan sebuah poster yang memperlihatkan wajah Jokowi disertai dengan tulisan 'Orde (paling) Baru'. Sementara itu, di bagian latar potret tersebut terlihat adanya tulisan 'Rezim Linglung'.
ADVERTISEMENT