BEM UGM Respons Jokowi: yang Kami Kritisi Jangan Diabaikan

30 Juni 2021 18:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat memberikan tanggapan mengenai kritikan mahasiswa, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/6/2021).
 Foto: Twitter/@setkabgoid
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat memberikan tanggapan mengenai kritikan mahasiswa, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Foto: Twitter/@setkabgoid
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi meminta universitas tidak menghalang-halangi kebebasan berekspresi para mahasiswa. Pernyataan itu disampaikan Jokowi terkait polemik pemanggilan BEM UI oleh kampus usai geger sebutan Jokowi king of lip service.
ADVERTISEMENT
Menanggapi pernyataan Jokowi itu, Ketua BEM UGM Muhammad Farhan mengatakan bahwa itu menjadi preseden bahwa pemerintah siap menerima kritik yang lebih akademis.
"Pemerintah untuk menerima kritik-kritik yang lebih akademis. Kami sedang menyiapkan," ujarnya dikonfirmasi, Rabu (30/6).
Farhan mengatakan bahwa semoga ke depan kritik-kritik yang disampaikan mahasiswa dijadikan bahan pertimbangan. Bukan justru diabaikan.
"Semoga apa yang kami kritisi bisa menjadi pertimbangan dan bukan malah diabaikan," tegasnya.
Di sisi lain, Farhan menjelaskan meski beberapa waktu ini pihaknya mengkritisi Jokowi, tapi dia tidak mendapat tekanan dari pihak kampus. Baik pemanggilan maupun menghapus unggahan kritik tersebut.
Presiden Joko Widodo saat memberikan tanggapan mengenai kritikan mahasiswa, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Foto: Twitter/@setkabgoid
"Masih belum ada surat pemanggilan dan permintaan untuk takedown sejauh ini," ujarnya.
Di masa pandemi corona ini, kritik lewat medsos maupun poster menjadi salah satu cara lain. Pasalnya mereka tidak bisa turun ke jalan karena khawatir jadi klaster penyebaran corona.
ADVERTISEMENT
"Poster biasanya digunakan sebagai pemantik untuk aksi massa. Namun karena situasi pandemi, mahasiswa dituntut semakin kreatif dan berani agar suara-suara dapat lebih terdengar pemerintah," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta pihak universitas untuk tidak menghalang-halangi kebebasan berekspresi para mahasiswa. Pernyataan ini disampaikan Jokowi dalam merespons rektorat Universitas Indonesia yang memanggil BEM UI.
Pemanggilan oleh Rektorat UI dilakukan setelah BEM UI sebut Jokowi lip service.
"Ya saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi. Jadi kritik itu boleh-boleh saja dan universitas tidak apa, tidak perlu menghalangi mahasiwa untuk berekspresi," kata Jokowi, Selasa (29/6).
Namun, Jokowi mengingatkan agar dalam melontarkan kritik, mahasiswa tidak lupa bahwa Indonesia punya budaya sopan santun.
"Tapi juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan," ujarnya.
ADVERTISEMENT