BEM UMY: Jokowi Kaburkan Esensi Kritikan BEM UI soal Lip Service

1 Juli 2021 13:36 WIB
·
waktu baca 1 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:53 WIB
Presiden Joko Widodo saat memberikan tanggapan mengenai kritikan mahasiswa, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/6/2021).
 Foto: Twitter/@setkabgoid
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat memberikan tanggapan mengenai kritikan mahasiswa, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Foto: Twitter/@setkabgoid
ADVERTISEMENT
BEM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menilai respons Presiden Jokowi terhadap unggahan 'The King of Lip Service' mengaburkan esensi kritikan.
ADVERTISEMENT
Jokowi dinilai tidak menanggapi isu utama dari kritik yang disampaikan oleh BEM UI melalui media sosialnya pada Minggu (26/6).
Dalam rilis yang diunggah di Instagramnya, BEM UMY menuliskan tanggapan Jokowi hanya untuk menarik simpati rakyat.
"Menjadi sangat jelas ketika Pak Jokowi sama sekali tidak menanggapi substansi utama dari kritik The King of Lip Service dan malah terkesan mengaburkan substansi utama dari kritik tersebut," tulis akun tersebut, Kamis (30/6).
Padahal, menurut BEM UMY, Jokowi seharusnya memberikan tanggapan terkait isu UU ITE, UU Cipta Kerja, dan tindakan represi oleh kepolisian.
Kritikan Jokowi King of Lip Service heboh di media sosial. Hal itu berawal dari unggahan akun BEM UI. Mereka menilai selama ini Jokowi hanya menebar janji manis, namun kenyataannya berbeda dengan kebijakan dan praktik yang berjalan di lapangan.
ADVERTISEMENT
Jokowi pun mengaku sudah sering mendapatkan julukan. Dari plonga-plongo hingga otoriter.
"Itu kan sudah sejak lama, ya. Dulu ada yang bilang saya klemar-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo. Kemudian ada yang bilang saya ini otoriter. Kemudian ada yang ngomong saya ini bebek lumpuh dan baru-baru ini ada yang bilang saya bapak bipang dan terakhir ada menyampaikan the king of lip service," ujar Jokowi di Istana Negara, Selasa (29/6).