news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Benang Kusut Pasar Minggu

18 Oktober 2018 9:44 WIB
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Senin (15/10) pukul 20.00 WIB, sirine ambulans meraung-raung membelah kemacetan di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Laju mobil yang seharusnya bebas hambatan ini terhenti di depan Stasiun Pasar Minggu yang mengarah ke Depok. Kondisinya darurat, namun apa daya, lalu lintas di depannya stuck, benar-benar tak dapat melaju.
ADVERTISEMENT
Tak tega melihat ambulans terjebak macet, seorang pengendara menepikan motornya lalu berjalan kaki merangsek ke depan mencari penyebab macet. Rupanya karena ulah pemotor yang melawan arus.
Dia kesal bukan main. Sambil mengomel, diurainya lalu lintas Pasar Minggu itu agar ambulans bisa segera mencapai rumah sakit yang jaraknya tinggal beberapa ratus meter saja. Dari balik kemudi, sopir ambulans mengucapkan terima kasih dan langsung tancap gas. Tampaknya kondisinya sudah sangat darurat.
Suasana lalu lintas di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lalu lintas di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Situasi itu hanyalah salah satu contoh kasus betapa ruwetnya lalu lintas Pasar Minggu. Pelanggaran lawan arus yang kebanyakan dilakukan oleh pemotor, menyebabkan banyak kepentingan terganggu. Mereka ingin cepat tiba di tujuan tanpa memikirkan pihak lain yang merasa dirugikan.
Selain pemotor lawan arus, ada banyak penyumbang kemacetan lain seperti PKL yang memenuhi trotoar dan angkot yang sering ngetem. Namun jumlah paling banyak ada pada pemotor yang lawan arus.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui lebih jelas, kumparan memantau lalu lintas kawasan Pasar Minggu di 2 titik. Titik pertama untuk memantau pergerakan kendaraan dari arah Pasar Minggu ke arah Ragunan, sedangkan titik kedua untuk memantau arah sebaliknya.
Suasana lalu lintas di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lalu lintas di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Pemantauan dilakukan selama 4 hari pada 12-15 Oktober sejak pukul 07.00-20.00 WIB setiap harinya. Hasilnya, total ada 24.604 pelanggaran dengan rata-rata per hari lebih dari 6.000 pelanggaran lawan arus. Angka ini jauh lebih besar dari data pelanggaran lawan arus dalam Operasi Patuh Jaya selama sepekan di seantero Jakarta pada 2017. Dalam operasi yang digelar oleh Polda Metro Jaya pada 9-16 Mei 2017 lalu, jumlah kendaraan lawan arus di Jakarta sebanyak 7.709 kasus.
Dalam catatan kumparan, pelanggaran tertinggi terjadi siang menjelang sore hari saat tidak ada polisi yang berjaga. Para pemotor semakin beringas melawan arus saat sadar tak ada petugas berseragam cokelat yang sedang mengawasi.
Suasana lalu lintas di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lalu lintas di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Menurut Pengamat Transportasi dan Tata Kota Yayat Supriatna, tidak ada yang salah dengan tata letak kawasan Pasar Minggu. Stasiun yang terhubung dengan terminal dan pasar melalui jembatan penyeberangan orang (JPO)--walaupun sekarang mangkrak-- dan adanya underpass di Jalan Raya Pasar Minggu, adalah komposisi yang pas.
ADVERTISEMENT
Masalahnya justru ada pada mental masyarakat. Sebab masih banyak pengendara yang lawan arus, parkir kendaraan di badan jalan, PKL berjualan di trotoar, dan angkutan umum yang sering mangkal karena harus kejar setoran.
"Jadi lalin semrawut di situ persoalan menata, bukan persoalan tata ruang saja, karena di situ ada uang, jadi tata uang. Karena kepentingannya banyak, parkir dapat, preman dapat," ujarnya.
Wakadishub DKI Sigit Wijatmoko. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakadishub DKI Sigit Wijatmoko. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Sementara itu, Plt Kadishub DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, menyebut solusi terdekat saat ini adalah dengan memasang plastic cone dan Moveable Concrete Barrier (MCB) alias beton pembatas jalan. Harapannya pengendara motor yang hobi melawan arus akan kesulitan sehingga mau tak mau mengikuti aturan.
Tapi nyatanya tak semudah itu. Pengendara motor selalu punya seribu satu cara untuk mempersingkat jarak tempuh mereka. Tak peduli melanggar aturan atau tidak. Bahkan tak jarang mereka nekat melawan petugas.
ADVERTISEMENT
"Bandelnya mohon maaf nih, hambatan sudah dikasih tahu, jalan juga kita cegat dia masih nyelonong, kadang kita juga ditendang sama mereka," kata Kepala Satuan Pelaksana Perhubungan Pasar Minggu, Tatang Yayat Hidayat, saat diwawancara terpisah.
Pelanggar lalu lintas di simpang Pasar Minggu (Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelanggar lalu lintas di simpang Pasar Minggu (Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan)
Tentu, para pengendara motor punya suara berbeda. Mereka mengaku ‘terpaksa’ melawan arus lantaran putaran balik yang terlalu jauh.
Sementara dari pihak kepolisian, Kasubdit Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto, berjanji akan meningkatkan pengawasan di wilayah Pasar Minggu. Budi menyebut permasalahan di Pasar Minggu cukup kompleks dan melibatkan banyak komponen. Dia berencana mengusung kasus ini dalam rapat gabungan bersama Satpol PP dan TNI.
Simak selengkapnya dalam konten spesial Benang Kusut Pasar Minggu.