Benarkah Puasa Bisa Cegah Infeksi COVID-19 dan Badai Sitokin?

27 Agustus 2021 20:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi puasa. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi puasa. Foto: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan kekebalan tubuh di masa pandemi seperti saat ini merupakan salah satu cara untuk menghindarkan tubuh dari infeksi virus corona.
ADVERTISEMENT
Berpuasa dipercaya bisa membantu tubuh manusia untuk menata kembali sistem imun. Bahkan, berpuasa juga dapat mencegah terjangan badai sitokin yang kerap terjadi pada pasien COVID-19.
Hal ini disampaikan oleh Koordinator Dokter Spesialis RSDC Wisma Atlet Kemayoran, dr. Efriadi Ismail, Sp.P. dalam 'Live Corona Update: Waspada Terjangan Badai Sitokin' secara virtual, Jumat (27/8).
"Jadi berpuasa adalah salah satu upaya untuk membuat sistem metabolisme kita itu berjalan seperti diperlambat, sehingga akan menata kembali sistem-sistem lainnya," jelas Efriadi.
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Akan tetapi, sering berpuasa juga bukan berarti seseorang bisa tercegah dari COVID-19 maupun badai sitokin. Kondisi lain pada tubuh seseorang yang sedang terinfeksi corona bisa menjadi pengecualian.
Misalnya pada orang yang punya komorbid. Tentu ini akan membuat infeksi yang terjadi bisa semakin memburuk.
ADVERTISEMENT
Dalam banyak kasus, pasien dengan komorbid bisa membuat gejala yang dialaminya berada di tingkat sedang, berat, kritis, hingga risiko kematian yang juga tinggi.
"Memang kalau berpuasa itu, kan, ditata kembali sistem imun kita, tapi, kan, juga harus melihat secara komprehensif ada komorbid atau tidak," jelas dia.
Ilustrasi rumah terdapat pasien corona. Foto: Shutterstock
Kondisi lainnya yang juga harus diperhatikan seperti gaya hidup. Apabila seseorang memiliki kebiasaan yang buruk, maka itu juga bisa membuat risiko infeksi yang lebih parah lagi.
"Yang kedua bagaimana istirahatnya. Yang ketiga bagaimana pola hidupnya, merokok atau tidak. Itu yang harus diperhatikan," tambah Efriadi.
Sehingga, jika hanya mengandalkan puasa saja maka itu belum cukup. Pola hidup yang baik dan teratur juga menjadi kunci utama untuk bisa meminimalisasi risiko corona hingga badai sitokin.
ADVERTISEMENT
"[Berpuasa] Untuk ikhtiar sedikit banyaknya ada ya. Tapi tidak pantas diglorifikasi dapat mencegah mengurangi ganasnya virus COVID-19 yang menyerang seseorang. Jadi kalau untuk COVID-19 puasa itu sebetulnya belum ada bukti kalau menghambat atau mengurangi dari infeksi COVID-19," pungkasnya.