Benda Pusaka di Kampung Megalitikum Flores Diselamatkan dari Kebakaran

14 Agustus 2018 9:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perkampungan adat Megalitikum Gurusina di Flores, NTT, terbakar, Selasa (14/8). (Foto: Dok. Nury Sybli)
zoom-in-whitePerbesar
Perkampungan adat Megalitikum Gurusina di Flores, NTT, terbakar, Selasa (14/8). (Foto: Dok. Nury Sybli)
ADVERTISEMENT
Kampung megalitikum Gurusina di Kecamatan Jerebu'u, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, terbakar. Sebanyak 27 rumah dari 33 rumah adat yang ada di perkampungan itu habis dilalap api pada Senin (13/6) sekitar pukul 16.00 WITA.
ADVERTISEMENT
"Mulanya dari satu rumah, kemudian merembet ke mana-mana, 27 rumah yang hangus menjadi abu, sisa 6 yang bisa diselamatkan jadi total rumah di sana ada 33," ujar pegiat literasi, Nury Sybli, yang dihubungi kumparan, Selasa (14/8).
Perkampungan adat Megalitikum Gurusina di Flores, NTT terbakar, Selasa (14/8). (Foto: Doc. Nury Sybli)
zoom-in-whitePerbesar
Perkampungan adat Megalitikum Gurusina di Flores, NTT terbakar, Selasa (14/8). (Foto: Doc. Nury Sybli)
Tak hanya rumah, enam gubuk tempat menyimpan benda pusaka yang disebut dengan Bada dan Ngadu, yang diletakkan di tengah kampung, juga habis terbakar. Beruntung benda pusaka yang ada di dalamnya bisa segera diselamatkan warga kampung.
"Jadi mereka itu kan memang orang adat yang prioritasnya kan, jadi itu yang bisa diselamatkan, tapi perabotan itu enggak ada yang selamat. Seragam, buku, semua habis," jelasnya.
Nury belum dapat memastikan berapa banyak warga atau kepala keluarga yang tinggal di kampung Gurusina, karena hingga Selasa (14/8) pagi masih didata. Namun meski kebakaran sudah menghanguskan kampung ini, tak ada masyarakat Gurusina yang keluar dari perkampungan adat ini.
ADVERTISEMENT
"Itulah bedanya rumah adat. Jadi kalau rumah biasa, kalau ada bencana itu ditinggal saja. Tapi kalau di rumah leluhur, kalau ada bencana itu mereka introspeksi, apakah ini leluhur marah atau persoalan apa, atau yang lain, mereka atur baik-baik," kata Nury.