Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bendera Raksasa Berkibar di Lereng Gunung Merapi, Siap Sambut HUT Ke-79 RI
16 Agustus 2024 10:05 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Bendera Merah Putih raksasa berukuran 9x6 meter berkibar di lereng Merapi, di Bukit Klangon, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Jumat (16/8).
ADVERTISEMENT
Bendera ini dikibarkan dalam upacara menyongsong HUT ke-79 RI. Pengibaran bendera raksasa ini sudah kali kesekian dilaksanakan di sini.
"Menyongsong. Besok kita resmi ada upacara. Jadi ini sudah beberapa kali dilaksanakan karena kegiatan kita menyongsong. Ini kali yang enam kalau enggak tujuh," kata Lurah Glagaharjo Suroto ditemui di lokasi.
Selain bendera raksasa, turut pula dipasang bendera Merah Putih kecil sejumlah 79. Upacara diikuti 300 lebih elemen masyarakat. Danramil Cangkringan Kapten Suparno bertindak sebagai inspektur upacara.
"Peserta yang diundang kurang lebih 300 orang beberapa elemen masyarakat. Lepas dari undangan kita yang ada di sini kita juga bebas untuk warga masyarakat dan pengunjung yang ada di sini (ikut upacara)," katanya.
Lokasi bersejarah, hormati pejuang
Suroto mengatakan lokasi Bukit Klangon dipilih bukan hanya karena indah dan berjarak 3 kilometer dari puncak Merapi. Lokasi ini juga sarat akan sejarah perjuangan
ADVERTISEMENT
"Jadi upacara di sini ceritanya dulu pejuang dan penjajah ada pertempuran di sini. Jadi yang pejuang kita itu juga bertempur di sini sampai titik darah penghabisan," katanya.
"Jadi memang di sini ada ceritanya bukan hanya kita ada acara saja, tapi memang kita memperingati di sini karena untuk menghormati para pejuang-pejuang yang gugur itu," ujar Suroto.
Sementara itu, Kapten Suparno, dalam amanatnya mengatakan upacara menyongsong kemerdekaan ini dilaksanakan untuk mengenang jasa pahlawan.
"Untuk menyambut peringatan proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 yang lalu. Selain itu untuk mengenang jasa para pahlawan kusuma bangsa dalam merebut dan mempertahankan Republik Indonesia," katanya.
Lanjut Suparno, sejarah mencatat pada 1949 terjadi penyerbuan oleh tentara Belanda di sekitar Argomulyo, Cangkringan. Pasukan Belanda membumi hanguskan rumah-rumah penduduk dan dusun-dusun sekitar Argomulyo.
ADVERTISEMENT
"Pasukan Belanda menangkap kepala desa Argomulyo yang bernama Suharjo dan carik desa bernama Sukarman. Yang kemudian ditembak di persawahan dan gugur. Selain dua perangkat desa itu, ada delapan penduduk yang gugur," katanya.
Setelah itu, pasukan Laskar Rakyat dan Kadet Akademi Militer menyerang Belanda. Dan dari pihak Belanda banyak jatuh korban.
"Dan pasukan Belanda mundur ke Kaliurang," jelasnya.