Benny Harman: Yusril Membela Kekuatan Tertentu, Invisible Power

12 Oktober 2021 18:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Komisi III (Demokrat), Benny K Harman. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Komisi III (Demokrat), Benny K Harman. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Waketum DPP Demokrat mengaku sulit memahami langkah Prof Yusril Ihza Mahendra tampil sebagai pengacara membela kepentingan 4 eks Ketua DPC Partai Demokrat menggugat AD/ART Demokrat ke Mahkamah Agung (MA).
ADVERTISEMENT
Benny mempertanyakan, apakah perjuangan Yusril murni untuk membela demokrasi dan menegakkan keadilan hukum seperti yang diklaimnya?
"Jika ditelusuri lebih dalam (duc in altum) keempat orang itu sebenarnya tidak memiliki kepentingan langsung dengan adanya sejumlah norma dalam AD dan ART Partai Demokrat yang mereka klaim bertentangan dengan UU Parpol dan UU tentang Pembentukan Peraturan Per-UU-an (UU PPP)," kata Benny, (12/10)
Benny melanjutkan, klaim moral yang digunakan Yusril untuk membenarkan langkah menggugat keabsahan keputusan kongres V Partai Demokrat seperti untuk memajukan demokrasi dan mendorong demokratisasi internal parpol juga kehilangan dasar pijakannya.
Ketua tim kuasa hukum pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Yusril Ihza Mahendra saat mengikuti sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) presiden dan wakil presiden di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (21/6). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
"Bahkan menerapkan standar ganda karena pada saat yang bersamaan Partai yang dia sendiri pimpin malah tidak mempraktikkan nilai-nilai demokrasi yang hendak dia perjuangkan melalui perkara ini," beber Benny.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, Anggota Komisi III DPR ini menilai Yusril patut diduga kuat tidak bekerja untuk membela kepentingan dari pihak-pihak yang telah memberinya kuasa.
Lebih lanjut, menurut Benny, kekuatan yang tidak tampak inilah (hidden power) yang sebenarnya memiliki kepentingan politik saat ini, dan kemudian bersekutu dengan (tepatnya memanfaatkan) 4 eks ketua DPC Partai Demokrat. Tidak dijelaskan Benny siapa kekuatan tidak tampak yang dimaksud.
"Menggunakan jasa pengacara Yusril guna memperjuangkan kepentingan politik dari kekuatan tersembunyi (invisible power) tersebut," sebutnya.
"Karena yang berkepentingan secara politik sebenarnya adalah kekuatan tersembunyi tersebut (the hidden power) dan bukan empat orang eks ketua DPC Partai Demokrat yang memberinya kuasa maka tidak mustahil yang membiayai jasa hukum pengacara Yusril adalah kekuatan tersembunyi tersebut," tambah Benny.
ADVERTISEMENT
"Apa kepentingan politik dari kekuatan tersembunyi itu? Menurut Benny, Kepentingannya adalah menyingkirkan Partai Demokrat dan Ketua Umumnya AHY dari kontestasi politik menjelang hajatan politik nasional di tahun 2024 nanti.
"Partai Demokrat dan AHY oleh kekuatan ini dianggap sebagai batu sandungan atau penghalang utama untuk mewujudkan skenario gelap mereka, karena itu ia harus diganggu, disingkirkan atau diambil alih jika tidak mau bekerja sama dalam skema politik yang mereka desain," terang Benny.
Siapa saja kekuatan tersembunyi tersebut, Benny menyebut sangat bervariasi. Namun ia ingin menegaskan bahwa langkah Yusril membela empat orang eks kader Partai Demokrat itu tidak terjadi dalam ruang hampa politik alias tidak datang begitu saja.
"Ini adalah titik kulminasi dari berbagai langkah dan proses yang telah berjalan selama ini. Jelas ini bukan perkara biasa, bukan juga soal hukum semata. Di balik Hukum itu ada maksud untuk memperlemah atau menyingkirkan musuh potensial. Seperti Adolf Hitler yang selalu kampanyekan mendukung negara hukum tapi hukum yang diperalat untuk mengabsahkan langkah-langkahnya yang jauh dari makna hukum yang sebenarnya. Hukum menurut tafsiran dia sendiri," pungkas Benny.
ADVERTISEMENT