Bentrok Antar Kelompok Warga di Papua: Rumah Dibakar, TNI-Polri Turun Tangan

8 Juni 2023 6:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Marius Wonyewun
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Marius Wonyewun
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bentrok antar dua kelompok warga terjadi di Kab. Nabire, Papua Tengah pada Rabu (7/6) malam. Dalam insiden itu terdapat puluhan rumah dibakar.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Papua Kombes Benny Ady Prabowo mengatakan, informasi adanya bentrokan itu pertama kali diterima dari video yang beredar. Aparat gabungan telah turun ke lokasi.
"Berdasarkan informasi dan jejak digital yang berupa video yang beredar di beberapa platform media sosial, konflik antar warga yang telah mengakibatkan pembakaran rumah di Kabupaten Nabire saat ini sedang ditangani oleh pihak keamanan, yaitu TNI/Polri dan Pemerintah Daerah," kata Benny lewat keterangannya, Kamis (8/6).
Benny menuturkan, dibantu pemerintah daerah setempat upaya mediasi sudah dilakukan. Polisi belum mengetahui pasti penyebab terjadinya bentrok.
"Beberapa kepala daerah yang terlibat dalam konflik tersebut telah melakukan mediasi setelah terjadinya insiden. Mediasi ini bertujuan untuk mencapai titik temu antara kedua kelompok yang bertikai, sehingga dapat menghindari korban jiwa dan kerugian materi yang lebih lanjut bagi warga," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Benny belum dapat memastikan korban jiwa dalam insiden tersebut. Saat ini aparat gabungan tengah mengamankan lokasi untuk menghindari bentrok lanjutan.
"Kepada masyarakat di luar Provinsi Papua Tengah, diharapkan agar tetap tenang dan tidak memposting video kebakaran yang dapat memicu kemarahan warga, mengingat potensi dampak negatif dari konten video tersebut," pungkasnya.