Bentrok Antarsuku Pecah di Papua Nugini, 17 Orang Tewas

9 Mei 2022 17:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Polisi Papua Nugini. Foto: AFP/NESS KERTON
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Polisi Papua Nugini. Foto: AFP/NESS KERTON
ADVERTISEMENT
Polisi pada Senin (9/5/2022) bergerak menghentikan pertempuran senjata antar suku di Papua Nugini. Belasan orang tewas akibat peristiwa berdarah ini.
ADVERTISEMENT
Komisaris Polisi Papua Nugini, David Manning, mengatakan kepada surat kabar Post-Courier Papua Nugini, pertempuran dimulai dengan serangan antara anggota individu dari suku Aiyala dan Nomali. Kedua suku itu sejak lama berseteru.
Pada Sabtu (7/5/2022), bentrokan tekah meningkat dan menimbulkan konfrontasi besar antar suku-suku di kota Paiam. Beberapa tembakan dilepaskan dan beberapa rumah dibakar.
Ilustrasi Polisi Papua Nugini. Foto: AFP/NESS KERTON
Menurut kepolisian bentrokan antar suku terjadi selama tiga hari di dekat pertambangan emas. Korban jiwa mencapai 17 orang.
Bentrok Suku turut pula menyebabkan gedung-gedung di kota Paiam dan Porgera terbakar.
"Dua unit polisi bergerak mengendalikan situasi di kota Porgera dan telah pindah ke lokasi tambang juga,” kata Manning kepada AFP.
Sementara, pejabat keamanan lainnya Mayor Jenderal Mark Goina mengatakan personel pasukan pertahanan juga diturunkan untuk membantu polisi di lapangan.
ADVERTISEMENT
Porgera merupakan lokasi operasi penambangan emas dan perak yang besar. Perusahaan pertambangan Kanada Barrick Gold menguasai 49 persen saham di tambang tersebut.
Namun, selama dua tahun terakhir, lokasi penambangan itu tengah berada dalam tahap perawatan dan pemeliharaan.
Pemerintah dilaporkan berharap agar perusahaan dapat memulai kembali operasi penambangan penuh. Namun belum ada jadwal resmi yang diumumkan.
Pada April lalu, Barrick Gold mengatakan telah menandatangani perjanjian pemegang saham untuk mengambil 49 persen saham di tambang emas itu. Namun, mereka masih menunggu tanda tangan dari pemilik tanah agar kesepakatan itu berlaku.
Konflik suku sering terjadi di dataran tinggi Papua Nugini. Masuknya senapan mesin membuat bentrokan menjadi lebih mematikan.
Pada 2019, setidaknya 24 orang termasuk dua wanita hamil, terbunuh di provinsi Hela ketika suku dataran tinggi bentrok terkait persoalan penguasaan simpanan emas lokal di tanah yang kaya mineral di kawasan itu.
ADVERTISEMENT