Beragam Alasan Sunat Dewasa: Dari Maskulinitas hingga Revisi Bentuk

16 April 2018 13:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sunat tidak hanya dilakukan oleh anak-anak. Praktik sunat juga berlaku bagi laki-laki di usia dewasa. Sebagai negara mayoritas muslim, berpindah agama sering disebut sebagai alasan utama laki-laki melakukan sunat dewasa, karena memang agama Islam mewajibkan laki-laki untuk disunat atau khitan.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata, banyak faktor yang menyebabkan sunat dewasa perlu dilakukan. Menurut dr. Purnanto dari Klinik Raja Sunat, Cilandak, Jakarta Selatan, para pasien yang melakukan sunat dewasa di kliniknya utamanya karena alasan maskulinitas dan penampilan.
“Itu (penampilan) bisa sekitar 70 persen lah, lebih dominan dibandingkan karena mualaf, atau karena mau nikah. Kalau yang usia muda itu karena itu, penampilan ya, kalau yang tua itu biasanya karena kesehatan,” ujar Purnanto saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com) di kliniknya, Kamis (12/4).
Pelaku sunat dewasa dengan alasan penampilan, menurut dr. Purnanton didominasi oleh laki-laki usia 20-25 tahun. Sementara, untuk usia-usia di atasnya, memiliki alasan beragam seperti pernikahan, kesehatan, atau bahkan revisi.
“Revisi ya kalau ada yang merasa sunatnya kurang sempurna, jadi pengin diperbaiki lagi,” kata Purnanto.
Ilustrasi sunat pada orang dewasa. (Foto: AFP/Mohd Rasfan)
ADVERTISEMENT
Menurut Purnanto, kebanyakan pasien yang melakukan sunat revisi berasal dari daerah di luar Jakarta yang disunat untuk kepentingan adat.
“Ada yang revisi, udah pernah sunat tapi merasa kurang bagus. Kan kalau di daerah itu aday yang sunatnya untuk adat saja, jadi yang dipotong dikit sekali. Nah kebetulan kalau kulupnya panjang, dipotong hanya sedikit. Begitu sudah dewasa ternyata masih nutup. Jadi harus disunat lagi,” jelas Purnanto.
Purnanto yang sudah membuka praktiknya sejak 15 tahun lalu ini, juga sering menerima pasien sunat dewasa dari kalangan warga negara asing (WNA). Untuk WNA, kebanyakan karena alasan pernikahan dan pindah agama.
“Ada yang dari Amerika juga. Ya karena itu aja, rata-rata mereka pengin nikah sama orang indonesia. Karena mau menikah dengan orang Indonesia, sekalian masuk Islam biasanya,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Purnanto juga mengatakan pentingnya sunat dilakukan karena alasan kesehatan. Menurutnya, sunat oleh laki-laki bisa mengurangi risiko penyebaran kanker serviks yang dialami oleh perempuan.
“Misalnya saat berhubungan intim, itu nanti ketinggal di dalam kan. Nah itu masuk ke serviks, masuk ke rahim. Bakterinya banyak banget itu di kulup, nah itu nanti bisa jadi radang kronis, bertahun-tahun kemudian bisa memicu kanker serviks,” urai Purnanto.
Ilustrasi sunat pada orang dewasa. (Foto: Shutterstock)
Selama menjadi dokter sunat, pasien tertua yang pernah ia tangani sudah berusia 77 tahun. Alasannya kala itu karena pasien menderita radang di penis.
“Kebetulan ini ada masalah ya, kepala penisnya ada radang, ujung kulupnya itu menyempit. Jadi kalau misalnya buang air kecil nyeri, jadi harus disunat. Karena kalau radang, kulitnya kan enggak bisa dibuka jadi ya harus disunat. Kalau enggak gitu ya enggak sembuh-sembuh,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Purnanto mengakui, praktik sunat dewasa di Jakarta terbilang banyak peminatnya. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya klinik-klinik di Jakarta yang membuka praktik sunat untuk dewasa.
“Terutama dari luar daerah. Ya itu yang belum sunat dan karena revisi itu tadi. Tapi 10 atau 20 tahun lagi, mungkin sunat revisi sudah jarang, karena kan sunatnya sudah pada bagus-bagus,” pungkasnya sembari tertawa.