Berapa Harga Listrik dari Kincir Angin Raksasa 75 MW di Sidrap?

1 Oktober 2017 11:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTB Sidrap (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PLTB Sidrap (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Ignasius Jonan melakukan kunjungan kerja ke lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap 75 MW di Desa Mattirotasi dan Lainungan, Kecamatan Watangpulu, Kabupaten Sidrap, Sabtu (30/9).
ADVERTISEMENT
Proyek ini digarap oleh investor asal Amerika Serikat, UPC Renewables, bekerja sama dengan PT Binatek Energi Terbarukan. Nilai investasi untuk proyek ini mencapai 150 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,99 triliun (dengan asumsi kurs dolar Rp 13.300).
Berdasarkan Power Purchase Agreement (PPA) atau perjanjian jual beli listrik antara UPC Renewables dengan PLN pada Agustus 2015, harga listrik dari 'kincir angin raksasa' pertama di Indonesia ini adalah 11 sen dolar AS/kWh atau sekitar Rp 1.463/kWh. PPA tersebut berdurasi selama 30 tahun.
Harga listrik yang dibeli PLN dari PLTB Sidrap sebenarnya lebih tinggi dibanding biaya pokok penyediaan (BPP) listrik setempat. BPP di Sistem Sulawesi Selatan hanya Rp 1.050/kWh.
Sementara dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 50 Tahun 2017 yang mengatur batas atas harga pembelian listrik dari energi baru terbarukan (EBT), telah ditetapkan bahwa harga listrik dari EBT tak boleh melampaui BPP setempat.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsaman Sommeng, menjelaskan bahwa harga listrik dari PLTB Sidrap sudah disepakati UPC dan PLN pada 2015, sebelum terbitnya Permen ESDM No. 50/2017.
"Rata-rata tarifnya 11 sen dolar AS/kWh. Ini kan PPA tahun 2015, sebelum terbit Permen ESDM Nomor 50 Tahun 2017," kata Andy saat ditemui di PLTB Sidrap, Sabtu (30/9).
Ia menambahkan, UPC membutuhkan biaya investasi yang amat besar pada tahap awal pengembangan PLTB Sidrap karena harus membangun berbagai infrastruktur dasar, mulai dari jalan raya sampai dermaga.
PLTB Sidrap (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PLTB Sidrap (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
Untuk proyek PLTB fase kedua dan seterusnya, harga listrik pasti bisa lebih murah karena biaya investasi yang dibutuhkan lebih sedikit.
"Mereka kan membangun semua mulai dari jalan sampai jetty di Parepare. Fase kedua mungkin bisa di-reduce biayanya, kalau hanya biaya utamanya saja pasti lebih murah," ucapnya.
ADVERTISEMENT
General Manager PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Bob Sahril, memaparkan bahwa saat ini total daya mampu listrik di Sulawesi Selatan mencapai 1.250 MW. Sedangkan beban puncak sebesar 1.050 MW. Artinya, ada cadangan daya (reserve margin) sebesar 200 MW.
Dengan adanya PLTB Sidrap dan pembangkit-pembangkit listrik baru lainnya yang akan beroperasi tahun depan, cadangan daya akan meningkat sampai 500 MW atau hampir 50% dari beban puncak.
"Jadi kalau mau bangun pabrik di Sulsel, listriknya cukup," ujarnya.