Berbincang dengan Pedagang: Emas Antam Lagi Dicari Banget, Habis di Mana-mana

18 April 2025 14:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiga calon pembeli mencari emas di Melawai Plaza, Jakarta Selatan, Jumat (18/4/2025).  Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tiga calon pembeli mencari emas di Melawai Plaza, Jakarta Selatan, Jumat (18/4/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Suasana jajaran butik emas di Melawai Plaza, Jakarta Selatan, tampak tidak terlalu ramai pada Jumat siang (18/4). Mereka menawarkan berbagai perhiasan mulai dari cincin emas hingga kalung berlian penuh kilau.
ADVERTISEMENT
kumparan pun menanyakan ketersediaan kepingan emas Antam kepada para penjual secara acak di beberapa kios.
“Kosong, sudah 3 hari,” kata salah satu petugas.
Namun ada satu gerai emas di pojok lantai 1 yang memajang info “Emas Antam masih tersedia,” tampak para pekerja sedang melayani para pembeli.
kumparan lalu disambut oleh penjual emas bernama Koh A Lung. Laki-laki paruh baya itu bercerita bahwa toko emasnya sudah berdiri lebih dari 4 dekade lalu.
Toko emas ini berdiri sejak tahun 1982, mereka telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang mencari jaminan nilai melalui logam mulia.
Tiga calon pembeli mencari emas di Melawai Plaza, Jakarta Selatan, Jumat (18/4/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
Dalam wawancara singkat dengan pemilik toko, Koh A Lung menjelaskan bahwa permintaan terhadap emas benar-benar meningkat akhir-akhir ini.
ADVERTISEMENT
“Wah dicari banget. Pada abis di mana-mana, kita untung masih ada stok,” kata Koh A Lung seraya menunjukkan tumpukan emas batangan dan perhiasan yang siap diperdagangkan.
Tidak hanya emas batangan, perhiasan juga menjadi daya tarik bagi mereka yang ingin bergaya sambil investasi.
“Perempuan biasanya beli gelang atau cincin, sambil investasi sambil bergaya kan,” kata Koh A Lung.
Sebagai penjual emas berpengalaman, Koh A Lung sudah melewati berbagai pasang surut dalam dunia bisnis logam mulia.
Dari krisis moneter Indonesia tahun 1997 hingga krisis ekonomi global 2008, ia telah menyaksikan bagaimana permintaan emas bisa tiba-tiba melonjak, namun juga bisa anjlok seiring perubahan kondisi ekonomi.
“Kalau turun sebenarnya nggak anjlok banget, dia tetap untung kalau untuk jangka panjang, karena harganya cenderung selalu naik,” kata Koh A Lung menjelaskan.
Suasana di salah satu gerai penjualan emas ANTAM di Pusat Emas Cikini, Jumat (18/4/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
Menurut A Lung emas selalu menjadi pilihan dari generasi ke generasi terutama di setiap ketegangan geopolitik global memanas.
ADVERTISEMENT
Meski terus melonjak, emas dianggap menjadi penjaga nilai yang paling aman jika dibandingkan dengan pasar saham ataupun valuta asing yang lebih fluktuatif. Ini yang menjadi alasan mengapa emas selalu diburu meskipun harganya melonjak.
Untuk saat ini, menurut Koh A Lung kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, juga turut andil dalam kenaikan harga emas.
“Tarif Trump mungkin kasih pengaruh ya, haha, enggak tahu pasti juga, kita sebagai penjual juga sulit memprediksi,” ujar Koh A Lung sambil tertawa.
Menurutnya, fenomena masyarakat berbondong-bondong membeli emas bukan hanya soal gaya hidup, tetapi juga bentuk strategi jangka panjang dalam menghadapi ketidakpastian. Termasuk anak muda.
“Anak muda sekarang juga cari emas, beli yang gram nya kecil-kecil dulu, 0,5 gram atau 1 gram, lebih terjangkau untuk memulai investasi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT