Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Beredar Video Pengakuan Aksi FPI Palsu Dukung Anies Nyapres Dibayar Rp 150 Ribu
7 Juni 2022 11:14 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Front Persaudaraan Islam (FPI ) telah membantah surat yang berisi agenda deklarasi dukung Anies Baswedan nyapres di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Para petinggi FPI dan Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) kompak menyebut surat itu hoaks .
ADVERTISEMENT
Belakangan beredar video dan foto, sejumlah orang dengan mengenakan atribut mirip FPI menggelar aksi dukungan Anies nyapres di kawasan Monas.
Di waktu yang sama juga, beredar video pengakuan seorang pria bernama Khaerul Anam meminta maaf telah menggelar aksi mencatut nama FPI yang diunggah di akun twitter @DPP_LIP.
Dalam video itu, Khaerul Anam mengaku dihubungi seorang pria bernama Edy yang memintanya ikut pengajian di Monas.
Setibanya di Monas, Khaerul kaget karena tidak ada agenda pengajian seperti informasi yang diterimanya. Hanya ada pembagian atribut FPI oleh orang yang bukan pengurus FPI yang fotonya belakangan beredar ada aksi dukung Anies Baswedan nyapres, bahkan selesai acara jemaahnya diberi uang Rp 150.000.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di medsos beredar foto-foto aksi FPI Reborn yang mendukung Anies. Foto itu antara lain diunggah pegiat medsos Eko Kuntadhi.
Tanggapan Slamet Maarif dan Novel Bamukmin
Terkait pernyataan Khaerul Anam, Ketum PA 212 Slamet Maarif yang dulu pernah menjadi jubir FPI mengatakan, tidak mengenal Khaerul Anam. Dia juga tidak tahu ada aksi dukung Anies nyapres digelar di Monas mencatut nama FPI.
"Kurang paham, saya lagi cari informasi," kata Slamet saat dihubungi, Selasa (7/6).
Slamet lalu mengirimkan ulang video pengakuan yang diunggah di akun twitter @DPP_LIP. Namun, Slamet juga tak tahu siapa pria tersebut.
ADVERTISEMENT
Dihubungi terpisah, Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin menyebut, aksi dukung Anies Baswedan di Monas tidak pernah digelar FPI. Dia menyebut, ada sosok bernama Sarwono Edi dalam aksi itu.
Namun, Novel juga tak tahu siapa Sarwono Edi.
"Kan itu FPI palsu, dan Sarwono Edi-lah yang kita juga cari saat ini dan diduga permainan rezim saat ini dengan memakai jongos yang diduga si Sarwono Edi tersebut," ucapnya.
Berikut pernyataan pria yang mengaku sebagai Khaerul Anam:
Assalamualaikum wr.wb atas nama alfatir KH Khaerul Anam meminta maaf ke FPI. Saya menyatakan, pertama kronologis yang sesungguhnya. Malam, saya ditelepon Pak Edy jam 9.00 disuruh baca berdoa di Monas.
Pagi saya mengajak jemaah dan santri ke Monas berangkat jam 7 dari Bekasi langsung menuju ke Monas. Sampai di lokasi saya kaget di lokasi kaget saya sampai di lokasi di mobil komando ada yang membagikan bendera FPI.
ADVERTISEMENT
Sementara saya tidak melihat FPI atau Front Persaudaraan Islam di lokasi. Saya merasa tertipu dan dibohongi dan diperalat orang tersebut.
Selesai acara saya dan para jemaah selesai 11.30, kami pulang. Para jemaah selesai dari lokasi di bus, maka Pak Edy mengasih uang, tiap orang dikasih Rp 150 ribu, kami merasa dibohongi banget. Demikian klarifikasi.
FPI Bantah Gelar Aksi Dukung Anies Nyapres
Sempat beredar surat pemberitahuan aksi Front Persaudaraan Islam (FPI) dengan agenda Deklarasi Mendukung Anies Baswedan Calon Presiden (Capres) 2024, Senin (7/6) kemarin. Surat itu ditujukan ke Dirintelkam Polda Metro Jaya.
Dalam surat tersebut, agenda deklarasi dukungan akan digelar di kawasan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (6/6) sekitar pukul 11.00 WIB. Sebanyak 200 peserta disebut akan hadir dengan koordinator aksi yakni M Fahril.
ADVERTISEMENT
Terkait hal tersebut, Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang juga kader FPI, Novel Bamukmin mengatakan, surat tersebut hoaks.
"Hoaks," kata Novel lewat pesan singkatnya.
"Kita lagi cari siapa yang buat selebaran gelap itu," sambungnya.
Ketum PA 212 Slamet Maarif yang pernah menjadi jubir FPI juga menegaskan surat deklarasi dukung Anies tersebut hoaks. Dia lalu mengirimkan surat tersebut dengan label hoaks.
Bahkan surat itu juga turut disoroti anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI, Mohamad Taufik. Dia meminta kepolisian mengusut pihak yang mencatut Front Persaudaraan Islam (FPI) mendukung Anies Baswedan sebagai capres 2024. FPI sudah menegaskan surat itu hoaks.