Berinovasi Kala Pandemi, 4 Siswa SMP di Sragen Ciptakan Hand Sanitizer Otomatis

13 Oktober 2020 7:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sambil belajar di rumah, Aji, Andika, Fadhil, dan Zakky berkolaborasi membuat alat hand sanitizer otomatis. Foto: dok. SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.
zoom-in-whitePerbesar
Sambil belajar di rumah, Aji, Andika, Fadhil, dan Zakky berkolaborasi membuat alat hand sanitizer otomatis. Foto: dok. SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.
Pandemi berimbas pada banyak hal, terutama pendidikan. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) pun terpaksa dilakukan demi menekan penyebaran virus.
Namun siapa sangka, banyaknya keterbatasan selama pandemi tak menghalangi empat siswa SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen untuk berinovasi. Sambil melakukan pembelajaran dari rumah, Aji Putra Agustian, Andika Insan Kamil, Fadhil M. Alim, dan Zakky Putra Maulana, membuat alat hand sanitizer otomatis. Cairan hand sanitizer akan keluar dari wadah tanpa harus disentuh tangan.
Keempat siswa yang mengikuti ekstrakurikuler robotik tersebut mengaku inovasi yang mereka buat merupakan penerapan ilmu robotik yang telah dipelajari. Komponen di dalam hand sanitizer bisa bekerja dengan pemrograman di komputer.
Kemudian, hand sanitizer disematkan sensor ultrasonik. Jika telapak tangan didekatkan pada hand sanitizer, sensor akan mengeluarkan sinyal dan menghasilkan tekanan ke tuas botol. Cairan hand sanitizer pun bisa tersemprot secara otomatis.
Penyerahan hand sanitizer otomatis kepada ketua PDM Sragen. Foto: dok. SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.
Keberhasilan ini pun diapresiasi oleh Amir, kepala sekolah SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen. Bahkan, ia berencana untuk memasang hand sanitizer tersebut di sudut sekolah sebagai salah satu bentuk penerapan protokol kesehatan.
"Kami bangga dan selalu mendukung prestasi anak didik kami. Kami akan terus mengembangkan potensi anak didik kami, terutama di ekstrakulikuler robotik. Karena robotik juga bagian dari keunggulan sekolah kami," ujar Amir kepada kumparan, Jumat (2/10).
Tak hanya itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, pun merasa bangga atas inovasi yang dibuat Aji, Andika, Fadhil, dan Zakky. Menurutnya, apa yang dilakukan empat siswa tersebut bukan hanya membuktikan kemampuan anak didik SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, melainkan sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi dan situasi saat ini.
"Terima kasih atas kontribusi SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen terhadap pendidikan di kabupaten Sragen. Semoga semakin maju ke depannya," ungkap Kusdinar, seperti dilansir di Instagram SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, (23/9).
Selain disimpan di beberapa sudut sekolah, hand sanitizer otomatis ini juga sudah diberikan kepada pemerintah daerah setempat.

Berkarakter Pancasila

Enam karakter pelajar Pancasila. Foto: dok. Puspeka
Inovasi yang dibuat Aji, Andika, Fadhil, dan Zakky merupakan cerminan karakter pelajar Pancasila yang bernalar kritis dan kreatif. Mereka mampu memproses informasi dan gagasan yang sudah diberikan di ekstrakulikuler robotik, kemudian memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Tak hanya itu, berhasilnya hand sanitizer otomatis ini juga menunjukkan bahwa keempatnya mempunyai semangat gotong royong dalam memecahkan suatu masalah. Meski awalnya terlihat sukar, Aji, Andika, Fadhil, dan Zakky mau berkolaborasi menciptakan suatu alat yang berguna untuk sekitarnya.
Selain bernalar kritis, kreatif, dan mempunyai semangat gotong royong, pelajar Pancasila juga mempunya tiga karakter lain, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berkepribadian mulia, mandiri, juga menjunjung kebhinekaan global. Melalui enam karakter ini, para pelajar akan tampil sebagai SDM yang tak hanya unggul pada kemampuan kognitif, tapi juga berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Sebagai badan yang berkomitmen untuk memajukan pendidikan bangsa, Kemendikbud membangun karakter pelajar Pancasila melalui unit organisasi bernama Pusat Penguatan Karakter (Puspeka). Dalam tugasnya, Puspeka menunjang pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter sebagai program prioritas Kemendikbud.
Selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ), Puspeka menghadirkan kampanye publik terkait penguatan karakter dan contoh praktik dalam mendukung pembelajaran kreatif di rumah. Program BdR (Belajar dari Rumah) yang ditayangkan melalui TVRI misalnya. Tak hanya menyajikan konten menarik untuk ditonton selama belajar di rumah, BdR juga dapat menjadi pemantik kreativitas siswa.
Tak hanya itu, Puspeka juga menyajikan banyak aktivitas daring yang bisa diikuti oleh seluruh siswa di Indonesia. Mulai dari peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2020 di TVRI, sayembara menulis surat untuk Mendikbud Nadiem Makarim, Lomba Dalam Rangka Memperingati Hari Pancasila, Nobar Virtual Film Battle of Surabaya, Kemah Karakter Virtual Anak Indonesia, hingga webinar Pusat Penguatan Karakter yang akan mengupas topik-topik seru di kala pandemi.