Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Berita Populer: Erick Thohir Positif COVID-19; Gempa 5,2 M Guncang Pangandaran
2 Maret 2022 6:20 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Sejumlah peristiwa penting dan menarik menjadi berita populer pada Selasa (1/3) kemarin. Mulai dari Erick Thohir dan Jenderal Andika Perkasa positif COVID-19 hingga bos klub sepak bola Chelsea jadi negosiator bantu akhiri konflik Rusia-Ukraina.
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang tak sempat mengikuti perkembangan berita terkini di hari kemarin, kumparan merangkum lima berita populer berikut. Apa saja?
Erick Thohir dan Jenderal Andika Perkasa Positif COVID-19
Menteri BUMN Erick Thohir dinyatakan positif COVID-19. Hal itu dibenarkan Juru Bicara Kementerian BUMN yang juga Staf Khusus Erick Thohir, Arya Sinulingga.
"Jadi benar Pak Erick positif, tapi dari kemaren sore sampai hari ini beliau kerja terus, beberapa meeting dilakukan secara vicon [video conference]," kata Arya Sinulingga, Selasa (1/3).
Di sisi lain, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga terkonfirmasi positif COVID-19. Hal itu mengemuka dari tak hadirnya Andika dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri di Mabes TNI, Jakarta, Selasa (1/3).
Kabar itu makin diperkuat oleh Presiden Joko Widodo. Dalam sambutannya di Rapim yang digelar secara hybrid itu, Jokowi menyampaikan kepada para seluruh peserta rapim mengenai kondisi Andika.
ADVERTISEMENT
"Yang saya hormati Panglima TNI yang pagi hari ini diwakili oleh Kepala Staf Angkatan Laut karena beliau baru terkena COVID-19," kata Jokowi dalam pidatonya, Selasa (1/3).
Gempa 5,2 Magnitudo Guncang Pangandaran
"Gempa tidak berpotensi tsunami," tulis BMKG.
Getaran gempa terasa hingga Cianjur. Masyarakat di Kabupaten Cianjur seperti di Kecamatan Cianjur, Takokak, Campaka dan Sukanagara, merasakan getaran gempa.
Seorang warga Kampung Cageundang, Cianjur, Beni (30), mengatakan guncangan cukup terasa meski tidak begitu kuat.
"Memang, tidak begitu kuat guncangannya. Saya pikir, kepala saya yang pusing sehingga merasa badan bergoyang. Gak taunya, gempa," kata Beni kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
Jokowi: WA Grup TNI-Polri Harus Didisiplinkan
Presiden Jokowi menyoroti WhatsApp grup yang dibentuk anggota TNI dan Polri. Jokowi meminta petinggi TNI dan Polri perlu mendisiplinkan WhatsApp grup anggotanya.
Sebab, kata dia, kehadiran WhatsApp grup bisa merugikan. Apalagi jika yang dibicarakan terkait keputusan politik yang telah diambil seperti IKN Nusantara.
"Juga hal kecil-kecil harus mulai didisiplinkan di WA grup. Hati-hati kalau seperti itu diperbolehkan dan diterus-teruskan. Hati-hati," kata Jokowi saat membuka Rapat Pimpinan TNI dan Polri Tahun 2022 di Jakarta Timur, Selasa (1/3).
"Misalnya berbicara mengenai IKN, enggak setuju IKN apa. Itu sudah diputuskan pemerintah dan sudah disetujui DPR. Kalau di dalam disiplin TNI-Polri sudah bisa tidak diperdebatkan. Kalau di sipil silakan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Bos Chelsea Jadi Negosiator Bantu Akhiri Konflik Rusia-Ukraina
Miliarder Rusia yang juga bos klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich , diminta oleh Ukraina untuk membantu negosiasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Kabar ini disampaikan oleh juru bicara Abramovich pada Senin (28/2), sebagaimana dilansir sejumlah media.
“Saya dapat mengkonfirmasi bahwa Roman Abramovich dikontak oleh pihak Ukraina untuk dukungan dalam mencapai resolusi damai, dan bahwa sejak itu ia [Abramovich] telah berupaya untuk membantu,” ucap jubirnya, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Komisi VIII DPR Akan Panggil Menag: SE Speaker Masjid Tak Bisa Digeneralisir
Ketua Komisi VIII DPR RI Fraksi PAN Yandri Susanto menilai Surat Edaran (SE) Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut soal pengaturan pengeras suara di masjid tak bisa digeneralisir di seluruh Indonesia. Ia mengungkap, Komisi VIII akan mengadakan rapat kerja dan meminta Menag mengevaluasi SE tersebut.
ADVERTISEMENT
"SE itu tidak bisa digeneralisir. Tidak bisa dilakukan sama rata Sabang sampai Merauke. Itu pasti timbulkan persoalan. Karena misal di Sumatera itu rumah orang jauh-jauh dari masjid, jarang-jarang, kalau cuma 100 desibel enggak kedengaran," kata Yandri saat dihubungi, Selasa (3/1).
"Maka itu perlu dievaluasi, ditinjau, dengan melihat kearifan lokal dan kondisi daerah masing-masing. Nanti waktu raker akan kami bahas dengan Pak Menag. Supaya tidak kabur dan banyak gorengannya," imbuh dia.
ADVERTISEMENT