Berkaca dari Jatuhnya Lion Air di Laut Jawa, Ini Evaluasi Basarnas hingga BMKG

22 Desember 2022 12:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Lion air mendarat di Bandaran Soekarno Hatta di kawasan Tangerang, Banten. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Lion air mendarat di Bandaran Soekarno Hatta di kawasan Tangerang, Banten. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan SAR Nasional (Basarnas) Bandung menggelar kegiatan koordinasi dengan sejumlah instansi seperti jajaran TNI, kepolisian, dan BMKG untuk menyiapkan langkah penanganan yang lebih akurat dan terstruktur bila suatu waktu terjadi kecelakaan pesawat udara di perairan Jabar bagian Utara.
ADVERTISEMENT
Kasubdit Pengerahan potensi dan Pengendalian Operasi (RPDO) Kecelakaan Transportasi dan Kecelakaan dengan Penanganan Khusus, Nanang Sigit, mengatakan kegiatan itu menjadi penting untuk diadakan karena ada beberapa hal yang harus dievaluasi kembali agar operasi SAR dapat berjalan dengan lancar. Dia lalu memberikan contoh kecelakaan pesawat Lion Air di wilayah Karawang pada tahun 2018 lalu.
"Contohnya Lion Air, itu kan masif di wilayah Utara, wilayah jalur Utara. Dari situ kita evaluasi, menyamakan persepsi kembali, agar terkondisi dengan baik saat operasi SAR tersebut," kata dia dalam kegiatan Rapat Koordinasi SAR di Hotel Arion Swissbel, Kota Bandung pada Kamis (22/12).
Menurut Nanang, salah satu hal yang harus dievaluasi yakni terkait dengan pendataan petugas yang datang untuk memberi bantuan. Dia menilai sistem pendataan harus dilakukan dengan baik agar operasi SAR yang dilakukan pun terorganisir dengan baik. Selain itu, perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan operasi harus dievaluasi kembali.
ADVERTISEMENT
"Begitu ada kecelakaan, biasanya semua kan datang, nah itu betul-betul harus terkoordinasi, tidak hanya datang saja, tapi betul-betul kita tahu, siapa saja yang ada di sana, apa yang akan dia kerjakan," ucap dia.
"Biasanya dia datang, dan kita tidak tahu, mereka hanya tiba-tiba ikut bergabung," lanjut dia.
Lalu, Nanang menilai koordinasi dengan BMKG harus ditingkatkan guna mengetahui kondisi gelombang ketika dilakukan operasi SAR. Sebab, biasanya pada bulan tertentu gelombang di perairan Utara Jabar sedang tinggi dan menghambat proses pencarian.
"Karena ini temanya di perairan Utara Jawa Barat, otomatis kondisi cuaca di laut itu seperti apa, tentunya gelombang tinggi seperti apa," kata dia.