Berkat Hari Raya Nyepi, Polusi Udara di Bali Turun

15 Maret 2021 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943 di wilayah Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Minggu (14/3).  Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943 di wilayah Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Minggu (14/3). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Hari Raya Nyepi yang berlangsung pada Minggu (14/3) kemarin membuat polusi udara di Bali menurun.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengamatan kumparan, udara Kota Denpasar, Bali, yang biasanya panas, kini jauh lebih segar. Bahkan, sehari setelah Nyepi, udara di Kota Denpasar masih cukup bersih.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Imam Faturahman, membenarkan kondisi udara yang membaik ini.
“Pada saat nyepi, ada perbedaan yang pernah kita ukur. Itu ada penurunan jumlah polutan dibanding pada saat sebelum dan sesudah Nyepi. Memang, cukup siginifikan pada saat Nyepi karena tidak ada aktivitas kendaraan," kata Imam, Senin (15/3).
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi di dekat Gereja Katolik Roh Kudus Katedral saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943 di wilayah Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Minggu (14/3). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
BMKG sebenarnya sudah menghentikan pengukuran polusi udara di Bali sejak 2018 lalu. Namun, tingkat penurunan polusi ini diperkirakan masih sama pada 2017 lalu. Yakni, di Negara, Kabupaten Jembrana, untuk polusi debu turun 37 persen, Bedugul, Kabupaten Tabanan turun 36 persen dan di Kabupaten Karangasem turun 32 persen.
ADVERTISEMENT
Di kota Denpasar untuk karbon dioksida turun 24 persen dan karbon monoksida turun 92 persen, Karangasem karbon dioksida turun 85 persen dan karbon monoksida turun 94 persen, kemudian di Negara dan Kabupaten Jembrana untuk karbon monoksida turun 75 persen.
"Untuk data iya sama, karena di balai sendiri penyumbang atau kontributor untuk polusi udara itu dari aktivitas manusia. Dari kendaraan motor, tapi di sini pabrik tidak begitu banyak lain seperti di daerah kawasan industri atau kawasan pabrik, seperti di Karawang dan Bekasi," jelasnya.
Suasana Bali saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943 terlihat dari kawasan Ungasan, Badung, Bali, Minggu (14/3). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Imam mengatakan, tingkat polisi udara di Bali tidak begitu signifikan dibandingkan provinsi lain. Hal tersebut karena Bali merupakan pusat pariwisata alam.
"Di Bali, lebih ramah lingkungan industrinya lebih ke pariwisata tidak ada kegiatan pabrik atau industri yang banyak menghasilkan polutan. Justru, kebanyakan dari kendaraan bermotor, kemacetan dan lain-lain kalau di Bali," kata dia.
ADVERTISEMENT