Berkendara Mengapa Ada Setir Kiri, Setir Kanan?

18 Mei 2017 8:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Setir kiri di Moskow (Foto: Rachmadin Ismail/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Setir kiri di Moskow (Foto: Rachmadin Ismail/kumparan)
Sekitar 65 persen penduduk dunia tinggal di 163 negara di mana berlaku ketentuan harus berlalulintas di sisi kanan jalan, sisanya di 76 negara berlaku peraturan harus menyetir di sisi kiri jalan. Mengapa bisa begitu?
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum mobil ditemukan pada paruh pertama abad ke-20, orang sebenarnya sudah terbiasa berkendara di sebelah kiri jalan: dari pasukan militer, kavaleri, kereta kuda sampai gerobak petani. Hal ini dibuktikan dengan temuan arkeologi jejak lintasan gerobak zaman Romawi di atas jalan berbatu di Swindon, Inggris, pada 1998.
Jejak lintasan gerobak itu terlihat jelas di atas jalanan berbatu, lintasan di sisi kiri jalan menuju Swindon ausnya lebih dalam. Jejak itu dari bekas gerobak bermuatan berat yang rutin lewat di situ, bukti bahwa saat itu mereka rutin berkendara di sisi kiri jalan, demikian De Standaard dikutip Kumparan Den Haag (kumparan.com), Kamis (18/5).
Interior mobil Honda City (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Interior mobil Honda City (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
Mengapa berkendara di sisi kiri jalan? Itu karena manusia umumnya aktif menggunakan tangan kanan, hanya sedikit saja yang kidal, memegang tali kendali dengan tangan kanan dan memegang cambuk dengan tangan kiri. Agar cambuk tidak mengenai orang dari arah berlawanan, berkendaralah mereka di sisi kiri, kusirnya duduk di sisi kanan.
ADVERTISEMENT
Karena Napoleon
Di Prancis sebelum revolusi, golongan bangsawan dan golongan ulama gereja juga berkendara di sisi kiri jalan. Golongan sans culottes (kelas bawah, red), yang tidak punya kereta kuda, memilih berjalan di sisi kanan jalan agar lebih aman, bisa melihat arah datangnya kereta.
Setelah meletus Revolusi Prancis dan Napoleon naik ke tampuk kekuasaan, dia mulai memberlakukan peraturan yang mengharuskan semua pengguna jalan harus di sisi kanan jalan. Selanjutnya negara-negara Eropa yang ditaklukkan oleh Napoleon, juga kena peraturan berlalulintas di sisi kanan, termasuk Belanda.
Mobil Honda di pameran GIIAS Makassar 2017  (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Honda di pameran GIIAS Makassar 2017 (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
Namun hal itu tidak terjadi di wilayah jajahan Belanda seperti Hindia Belanda (Indonesia) dan Suriname, sebab pada saat periode kekuasaan Napoleon (1795-1813) itu, Hindia Belanda dan Suriname berada di bawah kekuasaan Inggris. Itulah sebabnya, baik di Indonesia maupun Suriname tetap berlaku kebiasaan dan peraturan berlalu lintas di sisi kiri jalan hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Selepas dari pendudukan Napoleon, negara-negara Eropa tetap dalam kebiasaan berlalu lintas di sisi kanan dan hal ini juga diberlakukan di wilayah-wilayah koloni mereka, sehingga hampir semua negara di Afrika, yang merupakan bekas koloni negara-negara Eropa, berlalulintas di sisi kanan jalan.
Di Amerika, di mana perang revolusi kemerdekaannya didukung Prancis, juga berlalu lintas di sisi kanan jalan. Pelopor industri otomotif Amerika, Henry Ford, meluncurkan mobil T-Ford dengan setir kiri. Selanjutnya Konvensi Paris 1920 menyeragamkan seluruh Eropa Daratan berlalu lintas di sisi kanan jalan.
Laporan dari wartawan kumparan di Den Haag Eddi Santosa. Follow di sini untuk mengikuti laporan lainnya.