Berlaga dalam Balutan Jilbab

7 Januari 2017 9:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sang juara (kanan) memakai jilbab standar karate. (Foto: Dok. Panitia Penyelenggara Kejuaraan Karate Piala Bupati Magetan)
Aulia Siva Real Tyassis, siswi Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Harapan Umat Ngawi, boleh saja gagal menyandang gelar juara karena batal bertanding di Kejuaraan Karate Junior Magetan 2016 gara-gara jilbab yang tak sesuai standar, tapi bukan berarti mimpinya kandas.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, 2017, ketika kesalahpahaman soal jilbab ini bisa diatasi dan solusi dicari demi kenyamanan bersama, Aulia dapat kembali mengejar cita-citanya menjadi juara karate.
Aulia, karateka berhijab asal Ngawi. (Foto: Bagus Permadi)
Atlet berjilbab dengan pretasi gemilang bukannya tak ada. Berikut di antara mereka yang berlari, bertarung keras dengan lainnya untuk mencatat sejarah.
Maryuweni Susetyorini
Alumnus SMPN 1 Wates, Yogyakarta, ini pernah dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Negara saat peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2015.
Pada kejuaraan karate internasional di Jerman tahun 2015, Maryuweni mewakili Indonesia dan meraih medali perunggu untuk kelas Kata -47 kilogram kategori umur di bawah 16 tahun.
Ia terpilih menjadi salah satu delegasi Indonesia di Jerman karena sebelumnya menjuarai ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2015 di Makassar. Maryuwei kala itu menggondol medali emas.
ADVERTISEMENT
Prestasi itu tak digapai Maryuweni dengan sekejap mata. Dia berjuang keras. Berlatih hingga jam 12 malam tiap harinya menjelang kejuaraan karate dimulai.
Maryuweni Susetyorini, karateka berhijab (Foto: dok. Kemendikbud)
Lia Karina Mansur
Atlet taekwondo asal Yogyakarta ini pemegang sabuk hitam. Ia meraih medali perak pada SEA Games 2011 di Palembang.
Uniknya, selain sepak terjangnya sebagai atlet, Lia juga menjadi finalis Dimas Diajeng Kota Yogyakarta 2015.
Tahmina Kohistani
Perempuan asal Afghanistan itu merupakan atlet lari. Ia pelari wanita di Olimpiade 2012 nomor 100 meter dan 200 meter.
Ketika Kohistani bertanding saat itu, cuaca panas menyelimuti Inggris. Tapi dia terus mengenakan jilbabnya.
Kohistani tak meraih medali, namun kehadiran dia dengan jilbabnya menjadi perhatian publik.
ADVERTISEMENT
Ibtihaj Muhammad
Atlet anggar asal Amerika Serikat itu telah menorehkan berbagai prestasi di kancah internasional. Pada 2011, 2012, dan 2013, Ibtihaj mempersembahkan medali perunggu bagi AS di kejuaraan anggar internasional.
Setahun berikutnya, 2014, Ibtihaj membawa pulang medali emas. Setelah itu pada 2015, perempuan 31 tahun itu meraih medali perak.
Atas prestasi Ibtihaj, Presiden AS Barack Obama mengungkapkan rasa bangganya.