Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan program prioritas politik luar negeri Indonesia (polugri) sepanjang 2020 dan arah diplomasi selama 5 tahun ke depan. Ada momen menarik dalam acara itu. Retno menggunakan pakaian adat Dayak, Kalimantan Barat, 'King Bibinge'.
ADVERTISEMENT
Retno mengatakan polugri dan diplomasi Indonesia akan dijalankan berdasarkan ‘Prioritas 4+1’.
“Prioritas 4+1 yaitu penguatan diplomasi ekonomi, diplomasi perlindungan, diplomasi kedaulatan dan kebangsaan, dan peran Indonesia di kawasan dan global. Sementara plus satu-nya adalah penguatan infrastruktur diplomasi,” kata Retno saat menyampaikan pernyataan pers tahunan di Kemlu RI, Jakarta Pusat, Rabu (8/1).
Dari lima poin itu, Retno mengatakan diplomasi ekonomi akan menjadi fokus utama polugri Indonesia. Tugas penguatan diplomasi ekonomi dipercayakan kepada Wamenlu RI serta kepala perwakilan.
Menurut Retno, ada beberapa prioritas perundingan kerja sama ekonomi yang dikejar Indonesia pada 2020. Kerja sama tersebut diantaranya terdiri dari ratifikasi IA CEPA, ratifikasi I-EFTA CEPA, penandatanganan RCEP, intensifikasi negosiasi PTA/FTA/CEPA dengan negara-negara Afrika, Asia Selatan, dan Tengah serta Pasifik, penjajakan FTA dengan Eurasian Economic Union (EAEU).
ADVERTISEMENT
Selain itu, juga mendorong implementasi perjanjian ekonomi yang telah ditandatangani dengan negara mitra.
“Diplomasi ekonomi juga akan difokuskan untuk menarik investasi yang berkualitas dalam mendukung prioritas pembangunan Indonesia yang sustainable, pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, penguatan industri hilir dan pembangunan pulau-pulau terluar, terdepan, termasuk Kepulauan Natuna,” ucap Retno.
Mengenai diplomasi perlindungan, Retno memastikan Indonesia akan tetap fokus mengembangkan perlindungan WNI baik ditingkat domestik maupun internasional. Salah satu caranya dengan mengembangkan ekosistem pengguna aplikasi Safe Travel.
Sementara untuk diplomasi kedaulatan kebangsaan, Indonesia akan meningkatkan intensitas perundingan baik untuk batas maritim dan darat dengan Malaysia, Vietnam, Filipina, Palau dan Timor Leste.
Indonesia juga akan menindak tegas negara asing yang memberi dukungan terhadap gerakan separatisme di Indonesia seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM). Terkahir, untuk meningkatkan peran di kawasan dan global, Indonesia akan terus berkontribusi membawa perdamaian di Rakhine State, Palestina, serta Afghanistan.
ADVERTISEMENT