Bertemu Mbah Harjo, Pejuang Veteran Jadi Jemaah Haji RI Tertua Berusia 110 Tahun

27 Mei 2024 14:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jamaah calon haji Indonesia embarkasi Surabaya SUB 19, Harjo Mislan mengacungkan jempol kepada Petugas Penyelanggara Ibadah Haji di depan kamar hotelnya di Makkah, Arab Saudi, Minggu (26/5/2024).  Foto: Sigid Kurniawan / ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Jamaah calon haji Indonesia embarkasi Surabaya SUB 19, Harjo Mislan mengacungkan jempol kepada Petugas Penyelanggara Ibadah Haji di depan kamar hotelnya di Makkah, Arab Saudi, Minggu (26/5/2024). Foto: Sigid Kurniawan / ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Usianya sudah lebih dari satu abad. Namun, soal tekad dan semangat, Mbah Harjo tak kalah kuat.
ADVERTISEMENT
Memakai baju koko putih, bersarung motif warna dasar hitam, berpeci dan berkacamata, Mbah Harjo Mislan mengaji sambil memegang lembaran Quran di tangannya. Perlahan-lahan, ia membaca ayat Quran.
Juli 2024 ini, usia pria kelahiran 2 Juli 1914 genap 110 tahun. Dia merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara, dan satu-satunya yang masih hidup.
Mbah Harjo menjadi jemaah haji Indonesia tertua yang berangkat tahun ini.
Bagi Mbah Harjo, bisa melihat Ka’bah di Makkah merupakan sebuah kegembiraan. Ada perasaan lega saat matanya memandang syahdu ke rumah Allah itu.
"Rasane bungah, lego neng pikiran (rasanya senang, lega di pikiran-red," kata pria yang mendaftar haji tahun 2019 itu.
Di depan Baitullah, dia memanjatkan doa selamat dan panjang umur. Saat melakukan umrah wajib, Harjo melaksanakan thawaf dan sai menggunakan kursi roda.
ADVERTISEMENT
"Pikirane rasane penak numpake kursi roda, tinggal didorong," ucap Mbah Harjo saat ditemui di Hotel Al-Zhaer Plaza, kawasan Misfalah, Makkah, Minggu (26/5/2024).
Dokter dari Tim Kesehatan Haji Daerah memeriksa tekanan darah jamaah calon haji Indonesia embarkasi Surabaya SUB 19, Harjo Mislan di hotel, Makkah, Arab Saudi, Minggu (26/5/2024). Foto: Sigid Kurniawan / ANTARA FOTO
Tetap mandiri dan tahu kondisi diri
Meski sudah memasuki usia senja, laki-laki asal Desa Bedingin, Kecamatan Sambit, Ponorogo ini masih bisa beraktivitas secara mandiri, baik di rumah maupun di tanah suci.
Selama di Makkah, Mbah Harjo makan sendiri dan memilih makan nasi ketimbang bubur yang sudah disediakan oleh petugas. Dari rumahnya, Harjo membawa sambal pecel dan biskuit kesukaannya. Selain itu ada juga tahu dan tempe yang menjadi makanan favorit Mbah Harjo.
Selain makan sendiri, di Indonesia maupun di Makkah, Mba Harjo mandi sendiri, mengancingkan baju sendiri, salat berjemaah, dan ngaji. Di rumah, ia masih pergi ke sawah meski tidak mencangkul.
ADVERTISEMENT
Tinggal endang-endang, tukang macule wonten piyambak (tinggal enak-enak, tukang pencangkul sawahnya sudah ada-red),” ucap Mbah Harjo.
Jamaah calon haji Indonesia embarkasi Surabaya SUB 19, Harjo Mislan duduk di depan kamar hotelnya, Makkah, Arab Saudi, Minggu (26/5/2024). Foto: Sigid Kurniawan / ANTARA FOTO
Bila merasa badan tidak sehat, ia akan salat di kamar saja. “Kalau sehat ya salat di musala, hotel ada musalanya, jadi salatnya di musala.”
Mbah Harjo dan keluarganya memang mengikuti saran dari petugas agar lebih banyak beraktivitas termasuk beribadah di hotel untuk menjaga staminanya ketika puncak haji tiba.
Ditemui di kesempatan yang sama, Ketua Kloter 19 SUB, Nur Kholis, yang mendampingi Mbah Harjo juga mengakui kemandiriannya. “Seperti standar pelayanan lansia, kami siapkan semua fasilitas yang bisa membuat mbah Harjo nyaman beraktivitas dan beribadah,” katanya.
“Tapi ternyata Mbah Harjo sering tidak mau memakainya. Seperti kursi roda, kalau masih bisa berjalan, tidak mau memakai. Pokoknya Mbah Harjo mandiri,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sosok Mbah Harjo kerap dijadikan motivasi oleh para petugas untuk menyemangati jemaah lainnya. "Saat jemaah mulai agak loyo semangatnya, saya selalu bilang, itu lo kaya Mbah Harjo, ayo semangat," kata Nur Kholis.
Naik haji dari tabungan
Mbah Harjo mendaftar haji pada Februari 2019. Uang untuk mendaftar haji itu dikumpulkan dari hasil tabungan pensiun dan menjual hasil panen sawah.
“Uangnya ditabung di koperasi dari hasil panen padi, jagung atau palawija, ” ungkap Harjo.
Sebagai pensiunan pejuang veteran, Mbah Harjo berjasa melawan penjajah saat masih tinggal di Surabaya. Dia mengangkat senjata melawan Belanda. Berkat perjuangannya itulah ia dinobatkan sebagai pejuang veteran pada tahun 1993 di Ponorogo.
Tahun ini, Mbah Harjo berangkat haji bersama anaknya bernama Sirmad, menantu dan juga besannya. Sedangkan istri Mba Harjo, Samirah, sudah meninggal dua tahun lalu, tepatnya pada 24 November 2022 di usia 94 tahun. Ia dikaruniai 7 orang anak, tiga perempuan dan empat laki-laki, tetapi satu anak perempuannya telah meninggal.
Jamaah calon haji Indonesia embarkasi Surabaya SUB 19, Harjo Mislan mendapat pemeriksaan kesehatan dari Tim Kesehatan Haji Daerah di hotel di Makkah, Arab Saudi, Minggu (26/5/2024). Foto: Sigid Kurniawan / ANTARA FOTO
Hidup tak neko-neko
ADVERTISEMENT
Menurut Sirmad, ayahnya itu sosok yang tidak neko-neko dan suka bercanda. Mbah Harjo juga rajin puasa Senin-Kamis.
“Hidupnya tidak ‘neko-neko’ (tidak aneh-aneh-red), hidup sederhana apa adanya, tidak pernah menyakiti orang lain, suka bersilaturahmi, dan suka membantu orang,” ucap Sirmad.
Misalnya saja saat harus membayar pajak sawah di desa, selain membayar pajak sawahnya, Harjo juga membantu membayar pajak warga lain.
“Kata simbah, terserah kapan saja mereka bisa bayarnya,” beber Sirmad, anaknya yang seorang pensiunan guru SMK itu.