Bertemu Nurhadi 'Dildo', Calon Presiden Fiktif yang Viral

5 Januari 2019 7:46 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
23
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nurhadi Aldo. (Foto: Instagram/@nurhadi_aldo)
zoom-in-whitePerbesar
Nurhadi Aldo. (Foto: Instagram/@nurhadi_aldo)
ADVERTISEMENT
Nurhadi baru saja kembali dari pasar ketika kumparan menyambangi kediamannya di Dukuh Jetis, Desa Golantepus, Mejobo, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (4/1) siang. Mengenakan kaos oblong putih bercelana panjang hitam, senyumnya yang khas menyapa dengan hangat.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan, Nurhadi berbincang banyak hal. Khususnya soal pencalonannya sebagai calon presiden bersama Aldo, calon wakil presidennya. Di sosial media, mereka menamakan diri Dildo yang didukung Koalisi Indonesia Tronjal-Tronjol Maha Asyik.
Pasangan capres-cawapres Nurhadi-Aldo ini tentunya fiktif. Namun, kehadiran mereka bak oase di tengah panasnya kontestasi politik tanah air. Nurhadi profesi aslinya adalah ahli urut di Desa Golantepus, Kudus, Jawa Tengah. Namun, namanya sudah cukup dikenal di kalangan komunitas shitposting karena unggahannya di akun Facebooknya.
Nurhadi mengisahkan munculnya pencapresan fiktif Nurhadi-Aldo (Dildo). Kisah berawal saat Nurhadi didekati oleh salah seorang pengagumnya yang mengaku bernama Edwin asal Sleman, Yogyakarta. Edwin, kata Nurhadi, mengaku telah lama mengikuti ketokohannya dan tertarik untuk menjadikan wajah dan namanya lebih viral. Jadilah Nurhadi-Aldo.
ADVERTISEMENT
“Ya memang tujuannya untuk lucu-lucuan saja,” jawab pria yang akrab disapa Nur itu. “Ya saat itu saya pikir oke saja, saya cuma pesan jangan sampai melanggar agama dan negara.”
Di awal pembuatan, fans page pribadi milik Nur telah memiliki lebih dari 10 ribu pengikut. Saat ini, akun Facebook Nur Ha Di itu telah 26 ribu orang yang mengikutinya.
“Saya juga tidak memerhatikan apakah ini dampak dari yang dibuat mas Edwin itu atau bukan. Yang penting berteman,” kata dia.
Pria dengan kumis tebal itu mengaku tak menyangka jika yang dikerjakan Edwin akan membuatnya viral. Musababnya, Nur sama sekali tidak tahu dengan isi kontennya. Menurut dia, saat itu Edwin hanya izin ingin menggunakan namanya dan juga wajahnya saja.
ADVERTISEMENT
Nur bahkan tidak tahu siapa itu Aldo yang dalam postingannya dijadikan calon wakil presiden mendampinginya. "Terus terang saya itu saat ditanya Aldo siapa aja saya bingung jawabnya,” ujar Nur tertawa.
Nur tidak bercanda, Ia memang tak mengetahui sosok asli Aldo yang dipasangkan dengannya. Menurutnya, soal pengawinan atau pemasangan Nurhadi-Aldo itu sudah urusan Edwin.
Disinggung dengan penggunaan singkatan yang nyeleneh dan terkesan vulgar, Nur mengaku tak masalah. Meski demikian, hal ini sempat menjadi kerisauannya.
“Ya itu (Dildo) itu kan anu ya, alat yang begitu lah. Tetapi dijelaskan sama mas Edwin, ini supaya mudah diingat. Ya ternyata benar,” selorohnya.
Namun, Nur tak lantas diam. Dirinya berusaha memberikan masukan dan mengganti slogan, terutama untuk figurnya sendiri. Kata SmackQueenYaQueen pun dijadikannya slogan.
ADVERTISEMENT
“Ya itu saya gencarkan terus supaya tidak hanya Dildo yang diingat, karena mau bagaimanapun kita sebagai manusia harus yakin dalam menjalani hidup,” ujar dia.
Soal pemilihan angka 10, kata Nur, itu memiliki filosofi tersendiri. Angka 10 memang berasal dari usulannya, jauh sebelum viral, Nur mengaku telah membuat komunitas angka 10.
“10 itu maknanya, 1 itu Illahi dan 0 itu ikhlas, kita manusia kan ingin jadi yang terbaik, maka harus diingat untuk mencintai Illahi dan Ikhlaskan setiap amal (perbuatan),” kata dia.
Pria berusia 50 tahun itu mengaku selalu menerapkan filosofi tersebut dalam kehidupannya. Sebab manusia tidak bisa lepas hubungannya baik kepada Tuhan maupun sesama.
“Ya seperti ini, tujuannya ya supaya semuanya terutama masyarakat Indonesia ini jadi senang. Ikhlaskan saja niatnya beribadah,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Disinggung ketertarikannya pada politik, Nur mantap menggelengkan kepalanya. Bagi dia, kehidupannya saat ini sudah patut untuk disyukuri. Tanpa harus mencari yang lebih baik dengan menjadi legislator atau pun kepala desa.
“Ndak, saya itu juga pernah ditanya mau jadi presiden betulan tidak. Saya bilang, saya mau jadi presiden kalau sudah tidak ada lagi yang mau nyalon,” kelakarnya.
Nur menyebut berlangsungnya ide ini baru berjalan sejak 15 hari yang lalu. Diakuinya, sejak viral pun beberapa tawaran baik buzzer politik hingga iklan dan menjadi bintang tamu vlog pun telah diterimanya.
“Terus terang ada yang ajak saya kampanye, tapi saya pikir untuk apa? Wong saya begini tujuannya guyon saja, buat senang-senang,” kata dia.
Nur yakin, dia akan berpegang pada prinsipnya untuk menghibur orang lain dan tidak akan tergabung dalam urusan politik praktis. Namun, ia mengingatkan masyarakat supaya tetap menentukan pilihan.
ADVERTISEMENT
“Guyonan, memilih Capres 10 itu gak masalah. Asal di dunia nyata juga tetap punya pendirian, golput itu hanya pilihannya orang bingung. Makanya jangan jadi Golput,” ungkapnya.
Nurhadi sendiri mengaku hingga saat ini keluarganya cukup kooperatif mengetahui ke-viral-annya. Meski begitu, Nur mengaku anaknya sempat tak terima saat tahu foto sang ayah dijadikan meme.
“Saya bisanya memberikan pengertian, alhamdulillah saat ini ya mereka oke-oke saja,” katanya.