Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bersua Anggota Kopassus yang Cari Korban Longsor Pakai Ilmu Pernapasan
8 Februari 2018 17:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Nama Prajurit Kepala (Praka) Pujiyono, dari Batalyon 14 Grup I Kopassus TNI Angkatan Darat, kian dikenal semenjak aksinya mengevakuasi korban longsor di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat pada Selasa (6/2) menggunakan teknik pernapasan dan bela diri pencak silat Merpati Putih viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Sebanyak tiga jenazah korban longsor ditemukan berkat teknik pernapasan yang dimiliki oleh Praka Pujiyono. Ketiga jenazah tersebut ialah Nani Nuraeni (35), Aldi (8), dan Aurel (1) di lokasi yang berdekatan
Praka Pujiyono mengungkapkan, dalam bela diri pencak silat Merpati Putih tidak mengenal istilah tenaga dalam. Teknik yang digunakan olehnya adalah hasil dari olah napas. Bela diri pencak silat Merpati Putih merupakan satu dari lima cabang bela diri yang ada di kesatuan Kopasuss, teknik pernapasan perut dan kekuatan getaran elektromagnetik diperlukan ketika mendalami bela diri jenis ini.
"Ini merupakan teknik pengolahan napas yang dikembangkan melalui imajinasi dengan menyalurkan gelombang elektromagnetik dalam mencari suatu objek," ujar Praka Pujiyono saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Batalyon 14 Grup I Kopassus TNI Angkatan Darat, Bogor, Jawa Barat. Rabu (7/2).
ADVERTISEMENT
Tak sembarang orang bisa memiliki skill serupa dengan Praka Pujiyono. Dibutuhkan waktu yang tidak sebentar dan usaha maksimal demi mencapai tingkatan kombinasi II tersebut.
"Yang paling tinggi namanya Dewan Guru. Kombinasi II itu sudah tinggi dan dibutuhkan tahapan-tahapan seperti lari 20 km tanpa alas kaki. Supaya bisa merasakan panasnya bumi, dinginnya malam, sehingga rute yang dirasakan itu beragam medan," sambung Mayor Infantri Wahyo Yuniartoto.
Praka Pujiyono menambahkan dirinya tak memiliki ritual khusus sebelum melakukan bela diri pencak silat menggunakan tangan kosong tersebut.
"Selama ini tidak pernah ada ritual, murni dari dalam diri sendiri. Larangan juga tidak ada," tambahnya.
Sejak tahun 2012, ketika dirinya pertama kali menjabat sebagai prajurit Kopasuss, Praka Pujiyono sudah menaruh minat dan keseriusannya dengan bela diri Merpati Putih ini.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, semua orang bisa memiliki skill seperti dirinya tergantu keseriusan dan kemampuan.
"Untuk kemampuan seperti ini bisa muncul dari pribadi masing-masing, setiap orang bisa.Tapi tergantung dari bakat yang orang itu miliki dan tekat serta kemauan untuk tetap belajar dan berlatih," kata Praka Pujiyono.
Sementara itu, Praka Pujiyono tak pernah berfirkir video dirinya sedang mengevakuasi jenazah menjadi viral. Sama seperti prajurit lainnya, kedatangan Praka Pujiyono semata-mata untuk melaksanakan tugas dari atasan dan membantu para korban bencana longsor di Cijeruk.
"Saya tidak punya pikiran jauh ke sana, niat saya kemarin untuk membantu masyarakat korban longsor," kata Praka Pujiyanto.