Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Bertemu Putin, Presiden Suriah Dukung Rusia dalam Konflik di Ukraina
16 Maret 2023 19:15 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Damaskus bahkan mengusulkan agar pangkalan militer Moskow ditempatkan secara permanen di sana.
Dikutip dari RIA Novosti, hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad, usai bertemu secara tatap muka dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Rabu (15/3).
“Kami berpikir bahwa memperluas kehadiran Rusia di Suriah adalah hal yang baik,” ungkap Assad.
“Kehadiran militer Rusia di negara mana pun tidak boleh didasarkan pada sesuatu yang bersifat sementara,” sambung dia.
Assad menekankan bahwa apabila Moskow ingin memperluas atau menambah pangkalan militernya di Suriah, maka hal tersebut tidak akan menjadi perkara yang rumit.
“Kami percaya bahwa jika Rusia memiliki keinginan untuk memperluas pangkalan atau meningkatkan jumlahnya, itu adalah masalah teknis atau logistik,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Akui Dukung Ukraina
Pemimpin berusia 57 tahun itu kemudian menyinggung soal konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini. Dia menyatakan dukungannya atas operasi militer khusus Moskow yang diluncurkan lebih dari satu tahun lalu di berbagai wilayah Ukraina.
“Suriah berdiri di samping Rusia dalam isu Ukraina,” kata Assad, sebagaimana dalam transkrip yang dirilis oleh Kremlin.
“Karena ini adalah kunjungan pertama saya sejak dimulainya operasi militer khusus di Ukraina, saya ingin mengulangi posisi Suriah yang mendukung operasi khusus ini,” kata Assad kepada Putin.
Tak cuma mendukung operasi militer khusus Moskow, Assad juga mengatakan bahwa Suriah mengakui kedaulatan empat provinsi di Ukraina yang dicaplok oleh Rusia pada September 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Ke-4 provinsi tersebut ialah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia. “Saya katakan bahwa ini adalah wilayah Rusia dan bahkan jika perang tidak terjadi, ini secara historis adalah wilayah Rusia,” kata Assad.
Hasil dari pertemuan itu, kedua pemimpin pun dilaporkan berencana untuk menandatangani sebuah perjanjian kerja sama di sektor ekonomi yang akan berlangsung dalam beberapa pekan mendatang.
Sekilas Hubungan Hangat Putin-Assad
Hubungan antara Rusia dan Suriah memang dikenal hangat. Kedekatan ini berawal sejak Moskow mengintervensi perang di negara berkonflik itu pada 2015 lalu — empat tahun setelah perselisihan pecah.
Kala itu, Putin mengerahkan pasukannya untuk membantu pasukan pro-pemerintah Suriah di bawah naungan Assad guna melawan kelompok oposisi yang hendak merebut pemerintahan yang berkuasa.
Tahun-tahun kepresidenan Assad diwarnai oleh konflik yang dimulai pada 2011 dan memecah belah negara hingga melibatkan faktor asing. Rusia pun membantu menyeimbangkan keadaan di Suriah, memastikan keberlangsungan hidup Assad — meski ada tuntutan dari Barat agar dia digulingkan.
ADVERTISEMENT
Berkat bantuan Rusia dan Iran, pihak Assad berhasil merebut kembali wilayah yang direbut pihak oposisi. Namun, ketiga negara dekat ini justru dituding oleh berbagai kelompok pembela hak asasi manusia sebagai penjahat perang.