Bertemu Trump, Istri PM Jepang Pura-pura Tidak Bisa Bahasa Inggris

23 Juli 2017 16:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akie Abe (Foto: Reuters/Lehtikuva)
zoom-in-whitePerbesar
Akie Abe (Foto: Reuters/Lehtikuva)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ibu negara Jepang diduga pura-pura tidak bisa bahasa Inggris ketika bertemu Donald Trump di Jerman beberapa waktu lalu. Selama hampir 2 jam Akie Abe tidak bicara sepatah kata pun, padahal di sampingnya duduk Presiden Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Donald Trump dalam wawancara eksklusif dengan New York Times menyinggung soal istri Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe itu. Kata Trump dalam wawancara Kamis pekan lalu itu, Akie tidak bicara sama sekali. Trump menduga wanita 55 tahun itu tidak bisa bahasa Inggris.
"Jadi saya duduk di samping istri Perdana Menteri Abe, pria yang luar biasa, dan istrinya juga luar biasa, tapi tidak bicara bahasa Inggris," ujar Trump.
Pertemuan Trump dan Akie terjadi di acara makan malam pada KTT G20 di Hamburg, Jerman. Wartawan New York Times lantas bertanya: "Sama sekali? Seperti nol? Tidak juga 'hello'?"
Trump menjawab iya. Bahkan, lanjut dia, duduk di samping Akie yang menurutnya tidak bisa bahasa Inggris bikin suasanya jadi canggung.
ADVERTISEMENT
"Sulit, karena kau tahu, kau duduk di situ selama berjam-jam. Makan malam itu mungkin berlangsung 1 jam 45 menit," kata Trump lagi.
Akie Abe (Foto: Reuters/Lehtikuva)
zoom-in-whitePerbesar
Akie Abe (Foto: Reuters/Lehtikuva)
Komentar Trump ini langsung menjadi bahan pembicaraan di media sosial. Banyak yang membantah Akie tidak bisa bahasa Inggris. Pasalnya, Akie adalah putri dari keluarga kaya di Jepang yang menempuh pendidikan di Sacred Heart School, sebuah sekolah SMA internasional Katolik swasta di Tokyo.
Pengajaran di sekolah itu menggunakan bahasa Inggris. Jadi tidak mungkin Akie tidak mengerti bahasa Inggris, atau setidaknya basa-basi "hello" kepada Trump. Selain itu, Akie pernah bekerja di Dentsu, perusahaan publik relation terbesar di Jepang, yang kliennya banyak dari negara-negara berbahasa Inggris.
Netizen di Twitter menduga Akie berpura-pura tidak bisa bahasa Inggris sehingga tidak perlu berbincang dengan Trump. Kebanyakan netizen memuji sikap Akie tersebut, bahkan menjulukinya "pahlawan".
ADVERTISEMENT
Sebagai bukti bahwa Akie bisa bahasa Inggris, muncul tautan video pidatonya di internet. Dalam video itu, Akie berpidato selama 15 menit dalam bahasa Inggris pada simposium pesisir di kota New York, Amerika Serikat.
Belum diketahui respons pemerintah Jepang terkait komentar Trump ini. Pihak Gedung Putih juga belum mengeluarkan konfirmasinya.