Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pepatah bilang, apalah arti sebuah nama. Namun di balik itu semua sebuah nama pasti memiliki makna, sependek apa pun nama itu. Termasuk pula nama seorang gadis yang beralamat di Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta . Kedua orang tua gadis ini memberi nama anaknya satu huruf saja, yaitu Y.
ADVERTISEMENT
“Pas bikin akta kepikiran Y aja kata bapak, terus jadi Y,” ujar Y saat ditemui di kediamannya, Selasa (28/7).
Y menjelaskan awalnya sang ayah hendak menamai dirinya Dasih Utami. Hanya saja ketika mengurus akta, ayahnya kepikiran untuk memberi nama anaknya sesingkat mungkin.
“Banyak berkahnya, orang gampang kenal. Aku dulu daftar-daftar orang penasaran nanya asal namanya,” ujar gadis kelahiran 7 Desember 1997.
Mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jurusan Pendidikan Teknik Mekatronika ini menjelaskan dia baru sadar namanya hanya satu huruf pada saat SMP. Pasalnya saat kecil dia dipanggil dengan nama Ai. Setelah mengetahui nama yang sebenarnya dia pun mantap memperkenalkan nama sesuai akta.
Y mengaku selama ini tidak mengalami perundungan lantaran nama uniknya ini. Hanya saja dia pernah kesulitan soal administrasi lantaran nama yang sempat tidak bisa diinput saat akan ujian nasional di SMP.
ADVERTISEMENT
“Pernah bermasalah juga ujian nasional SMP pas zamanku katanya sempat tidak terdaftar,” katanya.
Sementara Slamet Sugiyono (57), ayah Y, bercerita tentang asal usul nama Y ini. Dia menjelaskan bahwa Y memiliki makna yang dalam. Y diambil dari huruf hijaiyah yang terakhir yaitu Ya dan berarti sempurna.
“Kenapa ambil huruf hijaiyah Arab yang terakhir. Kalau yang terakhir itu istilahnya sempurna. Seandainya huruf hijaiyah kalau tidak ada Ya tidak sempurna. Saya beri nama Y biasanya kalau Y sempurna, penyempurna,” katanya.
Slamet menjelaskan bahwa dulu memang sempat terpikir memberi nama Dasih Utami. Selain alasan di atas tadi ada alasan lain yang bikin dia mantap memberi nama anaknya Y, yaitu krisis moneter.
ADVERTISEMENT
“Masalahnya dulu itu lagi pas krisis moneter itu sangat sulit sedangkan ini biaya (lahiran) tinggi. Bayar dewe ini pas krisis moneter sulit mendapatkan uang sedangkan gaji saya sedikit. Dulu (saya) kerja koperasi bank pasar. Karena krisis, tak beri nama sedikit,” ujarnya.
“Huruf satu saja. Kalau tiga anak lain namanya biasa saja,” ujarnya.
Nama Y ini banyak yang memprotes. Beberapa rekan kerja Slamet sempat khawatir Y akan minder dengan nama tersebut. Hal itu membuat Slamet berpikir. Dia pun punya cara unik lagi menjawab kegelisahan itu yaitu dengan memberi nama Y sebanyak 16 kata.
Ai Nur Siti Dyah Ayu Meganingrum Dwi Pangastuti Lestari Endang Pamikasih Sri Kumalasari Dewi Puspita Anggraini itulah nama ketiga yang diberikan kepada anak keduanya tersebut.
ADVERTISEMENT
“Apa tak ganti yang panjang 16 kata. Lalu nama panjang itu dari bahasa pedalangan. Karena sudah reformasi jadi panjang, sudah bebas krisis,” ujar Slamet.
Hanya saja nama Y tetap menjadi nama resmi di akta. Y juga tidak pernah menggunakan satu pun dari 16 nama tersebut.
“Enggak saya ganti karena ganti biayanya Rp 1,5 juta. Sidang juga kalau ganti,” katanya.
Ingin jadi Wirausaha
Kini Y yang tengah skripsi itu mengaku ingin jadi wirausahawan. Saat ini dia juga sedang merintis usaha soft case ponsel melalui Instagram dengan akun @seveny.id sembari menggarap skripsi.
“Inginnya tetap usaha,” ujar mahasiswi yang sering ikut lomba robotik ini.
Selain itu, Y juga berharap bisa bertemu orang dengan nama unik seperti dirinya. Dia sempat mendengar di daerah lain ada orang dengan nama satu huruf saja.
ADVERTISEMENT
“Penasaran dan ingin kenal yang nama sehuruf. Katanya ada yang sehuruf cuma saya belum pernah tahu. Pasti kan ada cerita-cerita juga namanya,” katanya.