BG Ungkap Prabowo Ingin Fokus Pengembalian Aset Koruptor di Luar Negeri

2 Januari 2025 14:56 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan (kiri) usai pelantikan menteri dan kepala lembaga tinggi negara Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan (kiri) usai pelantikan menteri dan kepala lembaga tinggi negara Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto semakin intensif memburu aset koruptor yang tersebar di luar negeri. Hal itu diungkap Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan.
ADVERTISEMENT
Ia menekankan, upaya pemulihan aset ini merupakan salah satu prioritas pemerintah untuk memaksimalkan penerimaan devisa negara.
“Desk akan terus memperkuat kerja sama internasional dalam langkah-langkah pengembalian dana aset-aset koruptor yang ada di luar negeri,” ujar Budi di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Kamis (2/1).
Ia menjelaskan, aset yang dikembalikan ke negara akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur nasional. Tujuan akhirnya meningkatkan kesejahteraan.
Konferensi Pers Jaksa Agung Burhanuddin bersama Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolkam RI) Budi Gunawan tentang capaian kinerja desk koordinasi pencegahan korupsi dan perbaikan tata kelola dan desk koordinasi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Hasil korupsi khususnya berada di luar negeri agar dana tersebut bisa kembali ke negara kita dan sepenuhnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur nasional untuk kesejahteraan masyarakat,” tutur BG.
Penguatan kerja sama internasional juga menjadi kunci dalam memulihkan aset di luar negeri. “Salah satunya tax amnesty, ruang tax amnesty. Kedua kita ada tim penelusuran,” jelas Budi.
ADVERTISEMENT
“Regulasi tiap negara beda, negara target. Kita sedang kerja sama ke arah situ,” tambahnya.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai negara-negara target, Budi enggan membeberkan detailnya.
“Nanti bocor,” ucapnya.