Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
BGN Selidiki Penyebab Siswa MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur Keracunan MBG
22 April 2025 21:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Badan Gizi Nasional (BGN) sedang menelusuri penyebab dari peristiwa keracunan massal yang terjadi di MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Kabupaten Cianjur, yang diduga berasal dari menu makanan bergizi gratis (MBG).
ADVERTISEMENT
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, telah mengirimkan sampel MBG tersebut kepada Lab Kesda Provinsi setempat dan hasilnya akan keluar dalam rentang waktu sepuluh hari ke depan.
“Kami sedang menunggu hasil Lab Kesda Provinsi dari sampel yang sudah dikirimkan. Kami akan update infonya pada kesempatan pertama setelah hasil lab. keluar,” ujar Dadan dalam keterangannya, Selasa (22/4).
Baginya kesehatan dan keselamatan anak-anak adalah hal yang utama. Dia juga berharap para siswa dapat segera pulih.
“Kami turut menyampaikan rasa empati dan berharap seluruh siswa segera pulih. Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama kami,” ujarnya.
Saat ini, jumlah siswa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang diduga keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG), bertambah menjadi 78 orang. Jumlah itu terdiri dari 55 siswa MAN 1 Cianjur dan 23 siswa SMP PGRI Cianjur.
ADVERTISEMENT
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, dr Frida Laida Yahya, mengatakan telah menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan awal dengan mendatangi RS dan dapur MBG yang ada di Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur.
"Kami belum bisa memastikan belasan siswa tersebut keracunan MBG atau karena memakan makanan lain, sehingga harus memeriksa terlebih dulu. Saat ini tim sudah diturunkan ke dua lokasi, RS dan dapur MGB," kata Frida.
Frida menambahkan, pihaknya telah memerintahkan petugas untuk mengambil sampel muntahan dari para korban dan makanan yang sempat dikonsumsi para siswa.