BGS: Yang Banyak Sekarang Cucunya Delta, Mutasi Berbahaya di Varian Sebelumnya

14 November 2021 13:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
ADVERTISEMENT
Virus corona varian delta sampai saat ini masih ada di Indonesia. Terkait hal tersebut virus corona di Indonesia belum usai, malah saat ini telah bermutasi menjadi virus delta plus.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS) mengatakan bahwa kenaikan kasus yang terjadi di Inggris bukan karena 3 varian tersebut, melainkan virus corona varian delta yang telah bermutasi.
“Jadi di Inggris itu terjadi kenaikan karena adanya varian baru, tapi varian barunya bukan yang 3 itu tadi, jadi Inggris itu gara-gara delta. Kemudian dia naik gara-gara delta ternyata delta nya telah bermutasi yang namanya A.Y.4.2 atau yang kemarin disebut Pak Luhut namanya delta plus,” ujar Budi saat diskusi secara virtual dikutip, Minggu (14/11).
Budi mengatakan saat ini di Indonesia, mutasi varian delta yang paling banyak yakni jenis A.Y.2.3 dan A.Y.2.4
“Jadi yang asli itu B.1.617.2 itu sekarang sudah bermutasi jadi 25 anaknya dan cucunya, yang paling banyak di Indonesia adalah A.Y.2.3 dan A.Y.4, tapi di Inggris banyaknya A.Y.4.2,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Budi mengatakan berkat dilakukan genome sequencing secara rutin diketahui bahwa mutasi tersebut ternyata sudah ada di varian delta yang sebelumnya.
“Kita melakukan genome sequencing secara rutin terhadap varian-varian delta ini dan kita beruntung bahwa semua mutasi-mutasi yang berbahaya itu sudah ada di varian delta sebelumnya,” ungkapnya.
“Jadi varian-varian delta mutasi-mutasi yang berbahaya A.Y.4.2 itu sebenarnya sudah ada di varian delta A.Y.2.3,” tambahnya.
Monitoring COVID-19 varian Delta dan Delta Plus. Foto: Dok. Kemenkes
Budi berharap dengan strategi deteksi hingga surveillance yang terus dilakukan, ke depannya dapat mencegah terjadi gelombang ketiga di Indonesia.
“Jadi insyaallah harus nya kita sudah relatif lebih taat. Strategi deteksi selain juga mendeteksi adanya varian baru kita juga harus disiplin melakukan testing, testing kita relatif cukup baik, rasio kontak eratnya juga cukup baik,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Budi mengatakan bahwa dari hasil monitoring terdapat 3 virus berbahaya lainnya selain varian delta yang ada Indonesia.
“Jadi kita selalu memonitor sekarang varian-varian baru apa yang bahaya dan kita sudah lihat sekarang monitor dari dekat 3 varian baru Lambda, Mu dan C.1.2 ini adalah varian-varian baru yang menjadi perhatian WHO dan memiliki beberapa potensi yang berbahaya,” jelasnya.
“Jadi kita kontrol jangan sampai varian baru ini bisa masuk ke Indonesia dengan kita memperkuat perbatasan-perbatasan kita,” pungkasnya