Biang Kerok Lonjakan Kasus COVID-19 di India: Festival Agama dan Kampanye Pemilu

8 April 2021 18:37 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Umat Hindu menghadiri ritual petang setelah berendam di air Sungai Gangga pada kesempatan festival Maha Shivratri selama festival keagamaan Kumbh Mela di Haridwar (11/3). Foto: PRAKASH SINGH/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Umat Hindu menghadiri ritual petang setelah berendam di air Sungai Gangga pada kesempatan festival Maha Shivratri selama festival keagamaan Kumbh Mela di Haridwar (11/3). Foto: PRAKASH SINGH/AFP
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 di India dalam dua bulan melonjak 13 kali lipat. Keganasan gelombang dua virus corona ini didorong pengabaian protokol kesehatan di negara itu.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pengabaian protokol kesehatan nampak pada penyelenggaraan kampanye pemilu. Selain itu, pelaksanaan festival keagamaan makin memperparah lonjakan virus corona.
Sebenarnya pada akhir tahun lalu India mendapat pujian dunia. Mereka berhasil mengendalikan penambahan kasus baru menjadi di bawah 10 ribu tiap harinya.
Umat Hindu menghadiri ritual petang setelah berendam di air Sungai Gangga pada kesempatan festival Maha Shivratri selama festival keagamaan Kumbh Mela di Haridwar (11/3). Foto: PRAKASH SINGH/AFP
Saat kasus sudah mulai menurun India mulai mengizinkan kegiatan-kegiatan yang tadinya dilarang.
Salah satu contoh nyata terjadi ketika kampanye besar untuk pemilihan lokal digelar di empat negara bagian. Mereka mengundang massa untuk hadir dalam kampanye pada Maret 2021.
Hadirnya massa jadi awal petaka. Sebab, kerumunan orang adalah salah satu tempat virus corona mudah menyebar.
Mantan pejabat WHO asal India, Subhash Salunke, mengatakan jika para politikus mau menahan diri, maka lonjakan tidak akan terjadi.
Warga melewati mural yang menggambarkan pejuang garis depan virus corona yang digambar di dinding tempat pembuangan sampah di New Delhi, India. Foto: Sajjad Hussain/AFP
"Para pemimpin politik harus tanggung jawab, tren kenaikan akan terjadi selama beberapa pekan," kata Salunke seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Selain kampanye, kelalaian otoritas setempat untuk membatalkan festival keagamaan di Sungai Gangga juga menjadi faktor besar lainnya.
Festival seminggu penuh yang digelar 12 tahun sekali di Sungai Gangga didatangi jutaan penganut agama Hindu. Saat festival digelar, protokol kesehatan seperti jaga jarak, memakai masker, dan menjaga kebersihan tidak dilakukan.
Petugas kesehatan dengan alat pelindung diri (APD) melakukan pemeriksaan penyakit virus corona kepada warga di daerah kumuh di Mumbai, India, (5/9). Foto: Francis Mascarenhas/REUTERS
Beberapa pengamat di India menilai kegagalan pemerintah membendung massa datang ke festival keagamaan tersebut disengaja. Sebab, festival itu dinilai penting sebagai bahan pencitraan partai nasionalis Hindu yang berkuasa menghadapi pemilu mendatang.
Kini India harus kembali berjuang ekstrakeras menangani pandemi COVID-19. Pada hari ini Kamis (8/4/2021), penambahan kasus baru harian pecah rekor sebanyak 127 ribu.
Masalah semangat rumit setelah beberapa negara bagian melaporkan bakal kehabisan vaksin COVID-19 dalam beberapa hari mendatang.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya kasus di India juga berdampak bagi Indonesia. Kiriman vaksin untuk Indonesia berdasar fasilitas COVAX menjadi terhambat karena India yang juga memproduksi vaksin AstraZeneca, mengutamakan vaksin untuk kebutuhan dalam negeri.