Bicara di PBB, Zelensky Minta Rusia Setop Perang Agar Dunia Fokus ke Krisis Lain

20 September 2023 16:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berpidato pada Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS.  Foto: Mike Segar/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berpidato pada Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS. Foto: Mike Segar/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan persatuan para pemimpin dunia untuk melawan invasi Rusia. Sebab, usai pasukan Rusia didesak mundur dari Ukraina, menurut Zelensky, perang dapat berakhir dan dunia bisa berfokus pada menangani krisis lain.
ADVERTISEMENT
Komentar itu disampaikan Zelensky saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB (United Nations General Assembly/UNGA) yang dimulai pekan ini di New York, Amerika Serikat, pada Selasa (19/9).
Adapun ini merupakan pertama kalinya Zelensky secara langsung berpartisipasi dan berpidato di podium UNGA, sejak operasi militer khusus Rusia dimulai.
"Ukraina melakukan segalanya untuk memastikan bahwa setelah agresi Rusia, tidak ada seorang pun di dunia yang berani menyerang negara mana pun," kata Zelensky.
Dalam pidato dramatisnya selama 15 menit, Zelensky meminta para pemimpin dunia yang hadir di UNGA untuk menghukum Rusia atas tindakan kejahatan perang.
"Persenjataan harus ditahan, kejahatan perang harus dihukum, orang-orang yang dideportasi harus kembali ke rumah dan penjajah harus kembali ke tanah mereka sendiri," tegas Zelensky.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara kepada prajurit Ukraina saat upacara memperingati Hari Kemerdekaan Ukraina, di Kyiv pada Kamis (24/8/2023). Foto: Sergei Chuzavkov/AFP
"Kita harus bersatu untuk mewujudkannya — dan kita akan melakukannya," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Pria berusia 45 tahun ini juga menuduh Rusia telah mendeportasi paksa ribuan anak-anak Ukraina dan memisahkan mereka dari orang tua masing-masing. Zelensky menyebut tindakan itu adalah genosida.
"Anak-anak di Rusia diajari untuk membenci Ukraina dan semua hubungan dengan keluarga mereka terputus. Dan ini jelas merupakan genosida ketika kebencian dijadikan senjata untuk melawan satu bangsa," ungkap Zelensky.
Sehubungan dengan dugaan deportasi paksa anak-anak Ukraina ini, pada Maret lalu International Criminal Court (ICC) telah memberi surat perintah penangkapan kepada Presiden Vladimir Putin.
Artinya, pihak berwenang di 123 negara yang menandatangani ICC berhak untuk menangkap Putin apabila dia bepergian ke sana. Rusia, Amerika Serikat, dan Ukraina bukan anggota ICC.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berpidato pada Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS. Foto: Mike Segar/REUTERS
Lebih lanjut, di UNGA Zelensky kemudian berbicara soal tantangan-tantangan global yang seolah 'terabaikan' akibat invasi Rusia di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Dia menyinggung soal dampak krisis iklim yang baru-baru ini terjadi di negara berkembang, seperti gempa bumi di Maroko dan banjir bandang di Libya.
"Kita harus menghentikannya. Kita harus bersatu untuk mengalahkan agresor dan memfokuskan semua kemampuan dan energi kita untuk mengatasi tantangan-tantangan ini," tegas Zelensky.
Zelensky kembali mengemukakan soal resolusi perdamaian Ukraina yang terdiri dari 10 poin — mencakup pemulihan kedaulatan wilayah, pemulihan kondisi di perbatasan, dan penarikan mundur pasukan Rusia. Resolusi tersebut, di mata Rusia, tidak dapat diterima lantaran hanya mewakili kepentingan sepihak.
"Besok saya akan mempresentasikan rinciannya pada pertemuan khusus Dewan Keamanan PBB," ungkap Zelensky.