Bidan Sweetha Korban Pembunuhan di Tol Semarang Single Parent

17 Maret 2022 23:05 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi penemuan tengkorak dan tulang belulang diduga anak korban pembunuhan di bawah jembatan tol Semarang-Bawen.  Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi penemuan tengkorak dan tulang belulang diduga anak korban pembunuhan di bawah jembatan tol Semarang-Bawen. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ranting Sleman Tengah berduka atas meninggalnya tenaga kesehatan bernama Sweetha Kusuma Gatra Subardiya (33) yang tewas dibunuh di jembatan Tol Semarang-Bawen di wilayah Susukan, Banyumanik, Kota Semarang.
ADVERTISEMENT
Sweetha diketahui merupakan bidan yang tergabung di IBI Ranting Sleman Tengah. Sweetha diketahui merupakan orang tua tunggal atau single parent dengan dua anak setelah berpisah dengan suami.
"Iya sepengetahuan kami seperti itu (punya 2 anak). Iya (sudah berpisah dengan suami) kalau itu sudah tahu karena waktu mendaftar IBI dia sudah menceritakan tentang identitasnya, kan mau mendaftar jadi anggota. Betul (single parent)," kata Ketua IBI Ranting Sleman Tengah Dwi Rahmawati, dihubungi, Kamis (17/3).
Dwi menjelaskan bahwa Tata sapaan akrab Sweetha baru menjadi anggota IBI Sleman Tengah pada bulan Oktober 2021 yang lalu. Dia diketahui bertugas di Rumah Sakit Mitra Sehat, Gamping, Sleman.
Ucapan duka IBI Sleman Tengah atas meninggalnya Sweetha Kusuma Gatra Subardiya. Foto: Dok. Istimewa
Sweetha dikenal sebagai sosok yang supel dan ceria. Tak sedikitpun dia menampakkan ada kesedihan maupun masalah.
ADVERTISEMENT
"Nggak ada (cerita), karena sebenarnya orangnya itu apa ya hummble ceria. Dia sebenarnya supel gitu lho jadi nggak tahu kalau ada masalah di situ juga kita nggak tahu," katanya.
Sweetha juga diketahui sering bertugas sebagai vaksinator. Terakhir Dwi bertemu Sweetha juga saat bertugas menjadi vaksinator pada 24 Februari lalu. Namun Tata selama ini tak pernah menceritakan hal pribadi kepada Dwi.
"Kalau untuk saya sendiri saya pribadi itu ketemu terakhir 24 Februari kemarin itu pada saat saya mereka bertugas tim vaksinator ndilalahnya (ternyata) Puskesmas kami waktu itu memang sedang melakukan vaksin massal kemudian ada bantuan vaksinator dari Tim IBI (termasuk Sweetha). Nah di situ mbak tata ikut nah pada saat itu terakhir saya ketemu tanggal 24 Februari," katanya.
ADVERTISEMENT
Meski semua informasi dan berita mengarah pada Sweetha, Dwi masih berharap kabar itu tidak benar.
"Untuk kepastian yang sebenarnya seperti apa kita berharapnya bukan, tapi semuanya mengarah ke sana (Sweetha)," bebernya.
Ilustrasi mayat. Foto: Shutterstock
Sementara soal jasad anak-anak yang ditemukan tak jauh dari jasad Sweetha, Dwi mengaku masih menunggu informasi secara pasti apakah itu anak Sweetha atau bukan.
"Untuk pastinya kita juga belum tahu secara pasti (apakah jasad itu anak Sweetha). Kita benar-benar menunggu kepolisian," katanya.
Sementara itu, polisi bakal melakukan tes DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid terhadap tengkorak dan tulang belulang diduga anak korban pembunuhan seorang tenaga kesehatan bernama Sweetha Kusuma Gatra Subardiya (33) warga Yogyakarta.
Mayat diduga ibu anak itu ditemukan di bawah jembatan Tol Semarang-Bawen di wilayah Susukan Banyumanik Kota Semarang. Jarak penemuan antara mayat Sweetha dan tengkorak itu berjarak sekitar 1 kilometer.
ADVERTISEMENT
Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumi Hastry mengatakan hasil tes DNA diduga sepasang ibu dan anak itu dilakukan untuk memperkuat bukti yang ada.
"Iya (dilakukan) tes DNA. Selama dua minggu," ujar Hastry lewat pesan singkat kepada wartawan, Kamis (17/3).
Diberitakan sebelumnya, sesosok mayat wanita diduga korban pembunuhan dengan kondisi terbungkus sarung ditemukan di bawah jembatan Tol Semarang - Bawen KM 425 di wilayah Banyumanik, Kota Semarang pada Minggu (13/3) lalu.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara sementara korban Sweetha tewas diduga dibunuh dan dibuang dari atas jembatan. Sebab saat ditemukan kondisi kaki dan leher korban terikat kain.
Kemudian, pada Rabu (17/3) kemarin, tak jauh dari lokasi penemuan mayat pertama, tepatnya di bawah jembatan KM 426, ditemukan pula tengkorak dan tulang belulang. Ia diperkirakan telah meninggal dunia sejak 2 minggu yang lalu.
ADVERTISEMENT