Biden Sindir Trump Tak Miliki Keberanian Bertindak saat Serangan di Capitol

27 Juli 2022 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Joe Biden memberikan pidato peringatan kerusuhan pendukung Trump di US Capitol, Washington, DC. Foto: Greg Nash/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Joe Biden memberikan pidato peringatan kerusuhan pendukung Trump di US Capitol, Washington, DC. Foto: Greg Nash/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin (26/7/2022) menyebut pendahulunya, Donald Trump, takut akan aparat kepolisian dan tidak memiliki keberanian untuk menghentikan serangan 6 Januari 2021 di Capitol, Washington.
ADVERTISEMENT
“Polisi adalah pahlawan hari itu: Donald Trump tidak memiliki keberanian untuk bertindak,” ucap Biden dalam pidatonya di The National Organization of Black Law Enforcement Executives (NOBLE), dikutip dari Reuters.
“Perempuan dan laki-laki pemberani berbaju biru di seluruh negeri seharusnya tidak pernah melupakan itu. Anda tidak bisa pro-pemberontakan dan pro-polisi. Anda tidak bisa pro-pemberontakan dan pro-demokrasi. Anda tidak bisa pro-pemberontakan dan pro-Amerika,” tegas Biden.
Pernyataannya ini lantas menohok anggota Partai Republik lainnya yang di mana Trump merupakan bagian dari partai tersebut, termasuk Gubernur Ron DeSantis yang sedang naik daun namanya dan digadang-gadangkan sebagai calon presiden dalam pemilu pada 2024 mendatang.
“Dalam keadaan Anda hari ini, Gubernur DeSantis, Senator Marco Rubio, Senator Rick Scott semuanya menentang pelarangan senjata,” kata Biden, yang telah memulihkan diri dari COVID-19 dalam isolasinya di Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
“Bagi saya itu sederhana: Anda tidak dapat mendukung membawa senjata perang di jalan-jalan Amerika; Anda tidak berada di pihak polisi,” sambung dia.
Selama ini, Biden cenderung menahan diri untuk tidak membahas oposisi politiknya dengan menyebut nama. Namun, nama Trump dan DeSantis kemungkinan akan bersanding dengan Biden dalam pemilu 2024 nanti.
Pendukung Presiden AS Donald Trump berkumpul saat aksi protes di depan Gedung Capitol AS di Washington, AS, Rabu 6 Januari 2021. Foto: Stephanie Keith/REUTERS
Pemilihan paruh waktu yang digelar pada 8 November mendatang akan menjadi momen penentuan apakah Partai Demokrat yang menaungi Biden dapat mempertahankan kendali Kongres dan kesempatan bagi Biden untuk maju ke periode kedua.
Komentar Biden menyatukan beberapa tema utama, yakni penegakan hukum, undang-undang persenjataan, dan ancaman terhadap demokrasi. Tema-tema ini yang diharapkan Partai Demokrat untuk menempatkan Partai Republik dalam posisi defensif.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Trump mengeklaim dirinya sebagai sekutu pemilik senjata, polisi serta hukum dan ketertiban setelah protes atas kebrutalan rasial yang terjadi.
Biden, yang bulan lalu menandatangani RUU keamanan senjata bipartisan menjadi undang-undang, telah berusaha untuk membuat kasus bahwa tindakan lebih lanjut seperti itu akan membuat polisi tetap aman.
Dalam serangan Capitol pada 6 Januari 2021 lalu, ribuan pendukung Trump menerobos gedung dalam upaya untuk menghentikan Kongres dari mengesahkan kemenangan Biden dalam pemilu November 2020 lalu.
Sebuah ledakan yang disebabkan oleh amunisi polisi terlihat saat para pendukung Presiden AS Donald Trump berkumpul di depan Gedung Capitol AS di Washington, AS, 6 Januari 2021. Foto: Leah Millis/REUTERS
Selama enam minggu terakhir, panel Dewan Perwakilan Rakyat AS telah memaparkan kasus bahwa Trump memicu massa yang melakukan kekerasan namun kemudian hanya duduk dan menonton.
Trump dan banyak anggota parlemen Partai Republik telah menolak komite 6 Januari sebagai bermotivasi politik meskipun bergantung pada kesaksian dari pembantu dan sekutu mantan presiden Republik.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Sekutu Biden berpikir audiensi tersebut dapat menyebabkan pendukung Trump memikirkan kembali kesetiaan mereka.
Sebuah polling yang digelar Reuters/Ipsos pekan lalu menemukan bahwa 32% dari Partai Republik mengatakan Trump tidak boleh mencalonkan diri sebagai presiden pada 2024, naik dari angka 26% pada awal polling.