Bima Arya: Sempat Termakan Konspirasi, Sekarang Warga Bogor Percaya COVID-19

18 Juli 2021 15:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksinasi corona untuk tenaga kesehatan di Kota Bogor. Foto: Dok. Pemkot Bogor
zoom-in-whitePerbesar
Vaksinasi corona untuk tenaga kesehatan di Kota Bogor. Foto: Dok. Pemkot Bogor
ADVERTISEMENT
Banyaknya kabar bohong soal virus corona adalah teori konspirasi membuat sebagian masyarakat enggan untuk melakukan vaksinasi, bahkan ada yang sampai tidak mematuhi protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan tahun lalu telah dilakukan survei dengan Laporcovid di Nanyang, Singapura, yang hasilnya masih ada 19% warga Bogor yang tidak percaya COVID-19 karena konspirasi.
“Tahun lalu itu kira-kira hasilnya begini, ada 19 % warga kota Bogor yang tidak percaya COVID. Yang melihat bahwa COVID itu adalah konspirasi, yang percaya itu 29%. Tetapi saat itu yang mengkhawatirkan saat itu ada 50% orang itu antara percaya dan tidak,” ujar Bima saat hadir di paparan survei LSI secara virtual, Minggu (18/7).
Menurutnya, saat ini warga Bogor yang dulu tidak percaya COVID-19 karena terpengaruh teori konspirasi sudah mulai percaya.
“Jadi kondisi tahun lalu itu banyak orang yang sangat terpengaruh oleh teori konspirasi. Nah hari ini di lapangan saya menyimpulkan bahwa sebagian besar yang tadinya tidak percaya, terpengaruh teori konspirasi, ya sekarang sudah percaya,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Mungkin karena semakin dekat ke lingkaran mereka yang terpapar COVID, ini jadi semakin didekatkan pada kenyataan dan fakta begitu. Nah, ini juga selaras ya, dulu jangankan bicara vaksin, bicara COVID saja orang enggak percaya,” tambahnya.
Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau vaksinasi corona untuk tenaga kesehatan di RSUD Kota Bogor. Foto: Dok. Istimewa
Bima menjelaskan bagaimana susahnya petugas di lapangan untuk mengajak vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan lainnya karena masih banyak warga yang tidak percaya COVID-19.
“Jadi bayangkan ya, bagaimana kami di lapangan berhadapan dengan mayoritas warga yang enggak percaya COVID. Gimana mau bicara vaksin, gimana bicara masker dan sebagainya. Nah hari ini karena kondisinya memburuk dan lingkarannya semakin dekat maka orang dibuat percaya dan akhirnya menjadi percaya begitu,” pungkasnya.