BIN: Kami Tak Punya Pasukan Khusus

15 September 2020 11:41 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Inaugurasi Peningkatan Statuta Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan Peresmian Patung Bung Karno di STIN, Sentul Bogor, Rabu (9/9)  Foto: Dok MPR
zoom-in-whitePerbesar
Inaugurasi Peningkatan Statuta Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan Peresmian Patung Bung Karno di STIN, Sentul Bogor, Rabu (9/9) Foto: Dok MPR
ADVERTISEMENT
Badan Intelijen Negara (BIN) menegaskan tidak ada pasukan khusus di bawah lembaga tersebut. Belakangan, BIN menjadi sorotan karena disebut punya pasukan khusus yang bernama Pasukan Rajawali.
ADVERTISEMENT
"Jadi tidak ada pasukan di BIN, penamaan Pasukan Khusus Rajawali adalah kode sandi pendidikan yang selalu berubah kodenya di setiap jenis pendidikan," kata Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto dalam keterangannya, Selasa (15/9).
Wawan kemudian menjelaskan pasukan yang ramai disebut Rajawali di lembaga yang dipimpin Budi Gunawan tersebut. Menurut dia, Inagurasi Statuta Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan Peresmian Patung Bung Karno Inisiator STIN adalah acara yang digelar bersamaan dengan Dies Natalis STIN 2020. Rangkaian acara itu juga berisi penutupan Pendidikan Intelijen Khusus (Dikintelsus) yang diberi nama Pasukan Khusus Rajawali.
Ia menjelaskan, Pasukan Khusus Rajawali merupakan sandi atau penamaan, bukan berarti ada unit khusus. Menurut dia, pelatihan intel ini selalu ada tiap tahun tapi dengan nama atau sandi yang berbeda.
ADVERTISEMENT
"Ini bukan Pasukan (Unit) tersendiri namun Kepelatihan Intelijen Khusus yang diberikan kepada personel BIN yang bertugas di lapangan (bersama TNI, Polri), agar memahami tentang tugas dan dinamika di lapangan, antara lain Intelijen Tempur, Taktik dan Teknik Intelijen di medan hutan/perkotaan dll, serta peningkatan kapabilitas SDM," kata dia.
Inaugurasi Peningkatan Statuta Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan Peresmian Patung Bung Karno di STIN, Sentul Bogor, Rabu (9/9) Foto: Dok MPR
Wawan menjelaskan pelatihan ini digelar berdasarkan evaluasi terhadap hasil Operasi Satgas di wilayah konflik. Dalam konteks ini, pelatihan digelar karena ada personel BIN di Papua yang gugur dalam tugas dan ada yang terluka.
Pendidikan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan dalam mengatasi tugas khusus yang berat dan medan sulit. Setelah selesai pendidikan mereka diterjunkan untuk tugas klandestin di berbagai titik. Mereka terjun seorang diri atau bekerja dengan tim kecil (Satgas).
ADVERTISEMENT
Penutupan Dikintelsus, kata Wawan, selalu diwarnai dengan atraksi ketrampilan, baik bela diri, teknologi informasi, bahan peledak atau keterampilan senjata.
"Dikintelsus inini bukan dibentuk menjadi sebuah pasukan tetapi akan terjun secara personal/ mandiri di wilayah tugas. Jadi ini bukan pasukan tempur, meskipun latihannya adalah latihan para komando," jelas Wawan.
"Saya juga mantan rektor STIN yang sekarang disebut gubernur, sehingga paham akan sistem pendidikan yang diterapkan di BIN. Setelah selesai pendidikan mereka kembali ke unit tugas masing- masing sesuai tupoksinya," tutup Wawan.
Kabar soal BIN punya pasukan khusus bernama Rajawali muncul usai Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) memposting video pertunjukan pasukan di STIN. Aksi inilah yang disebut Wawan sebagai atraksi sebagai penutup Dikintelsus.
ADVERTISEMENT
Bamsoet sendiri sudah memberikan klarifikasi bahwa BIN tak punya pasukan khusus bernama Rajawali.