Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Berbagai regulasi umrah dilakukan pemerintah Arab Saudi. Setelah memberlakukan biometrik untuk setiap jemaah umrah, Arab Saudi juga memberlakukan biaya visa progresif.
ADVERTISEMENT
Dua hal ini yang diduga sebagai penyebab jumlah jemaah umrah asal Indonesia yang datang ke tanah suci menurun akhir-akhir ini. Padahal, keinginan masyarakat muslim Indonesia untuk melakukan ibadah umrah sangat tinggi. Diperkirakan ada sekitar 200 ribu jemaah asal Indonesia yang berangkat umrah tiap bulan.
Pelaksanaan biometrik misalnya masih menyulitkan para jemaah. Sebab, layanan biometrik yang dilakukan VFS Tasheel lembaga yang ditunjuk Arab Saudi, belum ada di semua provinsi di Indonesia. Jemaah asal Papua, misalnya, harus melakukan biometrik di Makassar, Sulawesi Selatan.
Ini dialami oleh Muhammad Muhtarom dan istri, yang merupakan anggota jemaah umrah The Power of Silaturahim (POS) III yang diberangkatkan secara gratis oleh pakar komunikasi dan motivator Dr. Aqua Dwipayana. Jamaah POS III beribadah umrah melalui biro travel NRA Group.
Bayangkan saja, Muhtarom dan istri harus terbang ke Makassar dari Jayapura yang membutuhkan waktu hampir dua jam penerbangan hanya untuk melakukan biometrik yang hanya 10 menit. Biayanya pun jadi bertambah mahal, karena harus beli tiket pesawat ke Makassar yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
Sementara biaya visa progresif dikenakan kepada setiap jemaah yang sebelumnya pernah melakukan haji atau umrah kurang dari 3 tahun. Biayanya sekitar Rp 8 juta untuk setiap jemaah.
Bila sebelumnya biaya umrah sekitar Rp 25 juta, maka dengan adanya biaya visa progresif, maka biayanya menjadi Rp 33 juta. Ini artinya, biaya visa progresif sekitar 25 persen dari total biaya umrah.
Masalah biometrik dan visa progresif ini juga diakui oleh Asrul Aziz Taba, komisaris utama NRA sebagai dua dari tiga penyebab mengapa jumlah jamaah program Milad NRA tahun ini menurun. Setiap tahun, NRA Group selalu menggelar umrah Milad NRA. Tahun ini, NRA berulangtahun ke-19.
“Saya akui bahwa jumlah jemaah milad NRA ini bekurang dari tahun lalu. Tahun lalu ada 3.000 jamaah, sekarang hanya 2.500 jemaah,” kata Asrul saat memberikan sambutan di acara Milad ke-19 NRA di Grand Ballroom Hotel Fairmont, Makkah, Senin (8/4) lalu.
Asrul menduga ada tiga penyebab. Yaitu karena semakin dekat dengan Pemilu 2019, masalah biometrik, dan biaya visa progresif. Dia berharap ada regulasi yang semakin memudahkan jemaah umrah, bukan malah mempersulit.
ADVERTISEMENT
Meski jumlah jemaah umrah Milad menurun, namun Asrul menegaskan, NRA tetap memberikan pelayanan terbaik.
Dalam acara Milad ke-19 yang dihadiri ribuan jemaah umrah ini, NRA bagi-bagi hadiah kepada para jemaah. Antara lain 19 hadiah peralatan umrah, 19 tiket PP Jakarta-Jeddah, dan 19 umrah gratis.