Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
BKSAP Titip Diplomasi Parlemen soal Palestina-Judi Online ke Anggota Selanjutnya
29 September 2024 18:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI merilis 4 buku yang berisi rangkuman perjalanan diplomasi parlemen berkutat dalam konflik Myanmar, TPPO, Judi Online hingga Palestina selama 5 tahun pada Minggu (29/9).
ADVERTISEMENT
Buku-buku itu berjudul; Diplomasi Parlemen di Tengah Gejolak Dunia, Membumikan Isu Internasional, Membela Palestina, dan Diplomasi Parlemen Memulihkan Myanmar Menjaga ASEAN.
“Kita melaporkan hasil-hasil diplomasi kita selepas 5 tahun, termasuk di masa COVID-19, dan dirangkum dalam 4 buku,” kata Ketua BKSAP, Fadli Zon, dalam konferensi pers peluncuran buku di Sentul, Jawa Barat, Minggu (29/9).
Fadli menjelaskan, dalam buku-buku itu diceritakan bagaimana upaya diplomasi anggota BKSAP memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari jajahan Israel.
“Jadi perjuangan kita sejalan dengan garis politik luar negeri kita untuk palestina cukup kuat dan dihormati, oleh negara-negara lain termasuk negara di Timur Tengah itu sendiri,” katanya.
Fadli juga menjelaskan bagaimana upaya diplomasi BKSAP dalam menyelesaikan kasus Myanmar termasuk soal ratusan pengungsi Rohingya yang mengungsi di Aceh.
Lebih lanjut, Wakil Ketua BKSAP Sukamta juga menjelaskan bagaimana proses diplomasi penanganan TPPO, judi online, dan perdangan narkoba yang termasuk dalam transnational crime yang kini masih dalam proses pembahasan.
ADVERTISEMENT
Pembahasan lebih lanjut mengenai transnational crime ini akan dilakukan saat pertemuan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) di Laos Oktober mendatang.
Sukamta berharap, BKSAP periode selanjutnya akan mengikuti pertemuan itu.
“Mudah-mudahan di bulan Oktober di Laos besok DPR RI juga tetap menirimkan delegasinya walaupun mungkin in case alat kelenhkapam DPRRI belum terbentuk mudah-mudahan tetap ada jalan untuk menirimkan delegasi itu,” jelasnya.