BKSDA Aceh Tangkap Seekor Harimau Sumatera di Desa Lhok Bengkuang

25 Juli 2022 15:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menangkap seekor harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae), di Desa Lhok Bengkuang, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan. Foto: BKSDA Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menangkap seekor harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae), di Desa Lhok Bengkuang, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan. Foto: BKSDA Aceh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh menangkap seekor Harimau Sumatera atau Panthera Tigris Sumatrae di Desa Lhok Bengkuang, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan.
ADVERTISEMENT
Harimau itu sebelumnya memangsa sembilan kambing hingga meresahkan warga.
Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, mengatakan konflik Harimau Sumatera di Kecamatan Tapaktuan telah berlangsung Juni 2022. Lokasi konflik itu berpindah-pindah mulai dari Desa Batu Itam hingga Desa Lhok Bengkuang.
“Konflik Harimau Sumatera tersebut sudah menimbulkan interaksi negatif, yaitu memangsa ternak kambing milik warga sebanyak 9 ekor,” kata Agus dalam keterangannya, Senin (25/7).
BKSDA bersama dengan tim Taman Nasional Gunung Leuser, WCS-IP, dan FKL melakukan berbagai upaya antara lain sosialisasi, patroli, pemasangan camera trap di lokasi konflik.
Termasuk upaya penghalauan termasuk dengan mendatangkan pawang dan memasang kandang jebak.
“Sekitar pukul 07.30 WIB pagi tadi, tim melakukan kegiatan rutin pengecekan box trap, dan didapati 1 individu Harimau Sumatera masuk ke dalam perangkap yang berada di Desa Lhok Bengkuang,” ujarnya.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menangkap seekor harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae), di Desa Lhok Bengkuang, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan. Foto: BKSDA Aceh
Agus menuturkan, saat ini tim dokter hewan sedang menuju ke lokasi untuk dilakukan pemeriksaan medis sebelum dilepasliarkan kembali ke habitatnya.
ADVERTISEMENT
“Kita juga akan melakukan survei lokasi pelepasliaran, dilakukan secara paralel bersama dengan tim dari BB Taman Nasional Gunung Leuser,” ucap dia.
Agus mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan pemasangan jerat yang dapat berdampak terhadap keselamatan satwa liar yang juga dapat memicu terjadinya konflik antara manusia dan harimau.