Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
BMKG Stasiun Klimatologi Kota Semarang mencatat, peta sebaran curah hujan harian Kota Semarang pada 6 Februari 2021 pukul 07.00 WIB terukur hujan dengan intensitas lebat-ekstrem. Curah hujan pukul 07.00 WIB di Stasiun Meteorologi Ahmad Yani bahkan mencapai 171 mm.
"BMKG Ahmad Yani Semarang telah mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem pada tanggal 6 Februari dari Pukul 01.30 WIB dan telah di update pukul 05.20 WIB. Kota Semarang termasuk salah satu wilayah yang masuk dalam Peringatan Dini tersebut, " kata Kepala Stasiun Klimatologi Semarang, Sukasno, dalam keterangannya yang dikutip kumparan, Minggu (7/2).
Berdasarkan data AWS Stasiun Klimatologi Semarang, hujan terukur sejak jam 00.10 WIB. Intensitas hujan mulai meningkat menjadi lebat - sangat lebat sejak pukul 02.10 WIB. Periode intensitas lebat - sangat lebat berlangsung sampai dengan pukul 05.30 WIB.
ADVERTISEMENT
"Curah hujan tertinggi terukur di Pos Hujan Beringin Kecamatan Ngaliyan dengan curah hujan 183 mm, sementara curah hujan terendah di Pos Hujan Meteseh Kecamatan Tembalang yang tercatat 69 mm," ungkapnya.
Berdasarkan pengamatan pada Citra Satelit Himawari, awan konventif sudah mulai tumbuh pada tanggal 6 Februari 2021 pukul 02.00 WIB dan semakin bertambah hingga menjelang pukul 07.00 WIB.
Pertumbuhan awan tersebut memicu hujan yang terjadi di Kota Semarang dengan intensitas lebat sejak pukul 02.00 WIB. Dan meningkat intensitasnya menjadi hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem pada pukul 05:00 sampai 06.00 WIB, dan kemudian mulai menurun intensitasnya hingga pukul 07.00 WIB.
Sukasno menjelaskan, analisis sementara menunjukkan pengaruh aktifnya Angin Monsun Dingin Asia dan adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut didukung dengan massa udara yang labil serta kelembaban udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas. Sehingga mendukung proses pembentukan awan hujan di Jawa Tengah, khususnya sebagian besar wilayah pantura tengah-barat termasuk Kota Semarang.