BMKG: Gempa 6,3 M di Tojo Una-Una Jenis Dangkal Akibat Deformasi Sesar Lokal

26 Juli 2021 21:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (tengah) memberikan keterangan pers di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Kamis (31/10). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (tengah) memberikan keterangan pers di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Kamis (31/10). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
BMKG memberikan penjelasan terkait gempa 6,5 magnitudo yang terjadi di Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, pada Senin (26/7) malam. Gempa terjadi sekitar pukul 18.09 WITA atau 19.09 WIB.
ADVERTISEMENT
Setelah dilakukan pemutakhiran, BMKG memperbaharui kekuatan gempa menjadi 6,3 magnitudo. BMKG juga memastikan gempa tidak berpotensi tsunami.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, memberikan penjelasan soal jenis gempa di Tojo Una-Una pada malam ini. Ia menyebut, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal.
"Jenis mekanisme gempa dengan memperhatikan episenter dan hiposenter, gempa ini jenis dangkal akibat deformasi sesar lokal. Hasil mekanisme sumber gempa bumi memiliki pergerakan normal atau patahan normal akibat dari patahan normal," kata Dwikorita dalam konferensi pers.
Episenter gempa di Tojo Una-Una terletak dalam koordinat 0,77° LS; 121,95° BT tepatnya di laut pada jarak 58 Km arah timur laut Kabupaten Tojo Una-Una dengan kedalaman hiposenter 10 Km.
Dwikorita mengatakan, BMKG terus melakukan pemantauan dan monitoring. Sejauh ini BMKG mencatat ada satu kali gempa susulan dengan kekuatan 3,4 magnitudo.
ADVERTISEMENT
"Gempa susulan hingga pukul 20.40 WIB hasil monitoring BMKG ada satu gempa bumi setelah gempa terakhir dengan kekuatan 3,4 magnitudo," ucap Dwikorita.
Warga Tojo Una-Una mengungsi ke gunung pasca gempa magnitudo 6,5. Foto: ANTARANEWS
Sebelumnya, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan getaran gempa dirasakan cukup kuat di Ampana.
Daryono menyebut getaran juga dirasakan di Luwuk, Poso, Morowali dengan intensitas V MMI.Lalu di Bolmong Selatan, Bolmong Timur, Kotamobagu, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Buol, Bone Bolango, Pohuwato dengan intensitas III-IV MMI.