BMKG: Gempa Bawean Terjadi di Lokasi yang Jarang Gempa Dangkal

24 Maret 2024 17:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Inked Pixels/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Inked Pixels/shutterstock
ADVERTISEMENT
Gempa Bawean terjadi pada Jumat (22/3) siang. Gempa pertama berkekuatan 5,9 magnitudo, lalu disusul gempa lebih besar dengan kekuatan 6,5 magnitudo.
ADVERTISEMENT
BMKG mengatakan gempa ini bersifat merusak. Sejumlah bangunan di Jawa Timur roboh akibat gempa tersebut.
Selain itu, BMKG juga menyebut guncangan spektrum gempa begitu luas. Ini dapat dilihat dari banyaknya wilayah yang merasakan gempa, tidak hanya di Jawa Timur yang dekat dengan pusat gempa, tapi getaran juga terasa di Jawa Tengah, DIY bahkan Kalimantan.
Warga mengamati rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Dusun Prapat Tunggal, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Minggu (24/3/2024). Foto: Rizal Hanafi/ANTARA FOTO
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa itu merupakan gempa kerak dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif dengan mekanisme geser di Laut Jawa. Meski begitu gempa tersebut terbilang jarang terjadi.
"Gempa Bawean berpusat di zona aktivitas kegempaan rendah (low seismicity). Sehingga masyarakat awam menilai Gempa Bawean sebagai 'gempa tidak lazim', karena terjadi di wilayah yang jarang terjadi gempa dangkal," kata Daryono dalam keterangannya, Minggu (24/3).
ADVERTISEMENT
"Selama ini wilayah Laut Jawa lazimnya menjadi episenter gempa-gempa hiposenter dalam (deep focus) akibat deformasi slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia tepatnya di bawah Laut Jawa dengan kedalaman sekitar 500-600 km," tambahnya.
Warga membersihkan puing-puing bangunan rumah yang rusak akibat gempa di Desa Suwari, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Minggu (24/3/2024). Foto: Rizal Hanafi/ANTARA FOTO
Lebih lanjut, Daryono menjelaskan gempa Bawean berpusat di zona Sesar Tua Pola Meratus. Gempa dipicu reaktivasi sesar Muria yang beradar di zona Pola Meratus.
Gempa ini membuktikan jalur sesar di Laut Jawa masih aktif. Maka itu Daryono mengingatkan masyarakat untuk waspada sebab jalur sesarnya dekat Pulau Bawean yang berpenduduk.
"Gempa dapat berulang dan terjadi kapan saja. Meskipun termasuk dalam zona kegempaan rendah, Laut Jawa utara Jawa Timur tetap memiliki potensi gempa karena secara geologi dan tektonik terdapat jalur Sesar Tua Pola Meratus," pungkasnya.
ADVERTISEMENT