BMKG Imbau Masyarakat Tak Termakan Hoaks Tsunami di Akhir 2019

27 Desember 2019 13:57 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memberikan keterangan pers di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Kamis (31/10). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memberikan keterangan pers di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Kamis (31/10). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
Jelang akhir tahun 2019, BMKG mengimbau agar masyarakat tak termakan isu akan terjadinya gempa dan tsunami besar. BMKG memastikan hal tersebut hoaks.
ADVERTISEMENT
“Beredar hoaks mengatakan tsunami setinggi sekian meter pada tanggal sekian, gempa 8,5 m pada tanggal sekian. Mohon sekali lagi lihat informasi di (akun) Info BMKG,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai konferensi pers di kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/12).
Ia menambahkan, tidak ada teknologi yang bisa memprediksi gempa dan tsunami. Namun, mereka memiliki alat untuk memantau.
“Kita tidak akan pernah bisa menyampaikan kapan gempa dan kapan tsunami. Tsunami baru bisa disampaikan kalau sudah ada gempa, kalau tidak ada gempa kita tidak bisa menyampaikan kapan tsunami,” tegasnya.
Ilustrasi tsunami. Foto: Getty Images
BMKG, lanjut dia, hanya bisa membaca kecenderungan, bukan memprediksi. Sehingga ia menegaskan masyarakat tak perlu was-was dengan kabar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan itu.
ADVERTISEMENT
“Poinnya kita tidak bisa memprediksi, hanya ada kecenderungan. Sehingga kalau sampai ada berita gempa sekian di akhir tahun atau di awal tahun itu mendahului Tuhan, mohon jangan dipercaya. Kita harus jujur, kalau tidak bisa diprediksi ya katakan tidak bisa, jangan pura-pura bisa,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly, juga menegaskan hal serupa. Sadly menyatakan meski mereka bisa membaca banyaknya zona dugaan aktif yang berpotensi gempa, bukan berarti waktu terjadi bencana geologi bisa diprediksi.
“Jadi kita tadi ada zona dugaan aktif, ada Nias, Lombok, Maluku, Ambon, Sulawesi, Mamberamo, itu semua kita sudah tahu. Sudah kita petakan bahwa di sini potensi gempanya banyak, seismitas merah,” jelas Sadly.
“Tapi kalau kita bilang besok terjadi gempa itu hoaks. Enggak mungkin dan saya yakinkan bahwa otoritas memberikan peringatan gempa itu hanya BMKG,” tegasnya.
ADVERTISEMENT